Jumat, 09 Desember 2022

MATERI TEKS NEGOSIASI

Pengertian Teks Negosiasi

Teks negosiasi adalah suatu bentuk interaksi sosial berupa tawar-menawar yang berfungsi untuk mencapai penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan.


Struktur Teks Negosiasi

1. Orientasi: Orientasi merupakan struktur yang berada di awal kalimat. Sebagai pembuka, bisa berupa salam atau sapaan untuk memulai proses negosiasi. Di bagian orientasi juga terkadang berisi pengenalan masalah atau hal yang ingin disepakati.


2. Pengajuan: Pengajuan merupakan hal yang akan dirundingkan atau dibutuhkan. Misalnya ibu ingin membeli laptop.


3. Penawaran: Penawaran terjadi ketika dibutuhkan proses perundingan atau tawar menawar. Ini merupakan bagian inti dari negosiasi. Misalnya, ibu tidak setuju dengan harga laptop yang ditawarkan oleh penjual. Maka, ibu meminta supaya harga diturunkan atau ada bonus lainnya.   


4. Persetujuan: Setelah melewati proses tawar menawar, maka diperoleh kesepakatan antara kedua belah pihak. Persetujuan ini merupakan jalan tengah yang diambil dan tetap menguntungkan kedua belah pihak.



Faktor Keberhasilan Negosiasi


💦Bersedia kompromi menerima keinginan pihak lain.

💦Semua pihak tidak dirugikan.

💦Alasan disampaikan secara logis, jelas, tepat, dan sesuai dengan fakta.

💦Hasil kesepakatan dapat dilakukan secara langsung.

💦Pengajuan disampaikan dengan sopan, santun, dan baik.

💦Kedua pihak tidak saling memaksakan kehendak atau keinginan.

💦Mementingkan kepentingan bersama.


Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi

1.   Pronomina/Kata Ganti

Pronomina adalah kata ganti orang. Hal ini sering digunakan dalam teks negosiasi berbentuk dialog. Berikut contohnya.

Penjual:“Selamat pagi. Mau cari pakaian jenis apa, Bu?”

Pembeli:“Saya mencari pakaian seragam untuk anak sekolah. Apakah ada?”

 

2.   Kalimat Langsung

Dalam teks berbentuk dialog, hampir seluruh teks negosiasi berbentuk kalimat langsung. Kalimat langsung ialah kalimat yang langsung disampaikan penutur melalui dialog. Umumnya ditandai dengan tanda kutip. Contohnya sebagai berikut.

Pembeli:“Permisi, di sini jual tas juga?”

Penjual:“Iya, silakan bisa dipilih-pilih dulu.”

Pembeli:“Untuk tas ransel yang ini berapa ya?”

 

3.  Kalimat Deklaratif dan Interogatif

Kalimat pernyataan yang menyatakan suatu informasi atau berita dikenal dengan kalimat deklaratif. Adapun kalimat interogatif merupakan kalimat yang menanyakan sesuatu. Contoh kalimat deklaratif dan interogatif dalam teks negosiasi adalah sebagai berikut.

Pembeli:“Pak, saya mau mencari sayur bayam ada?”

Penjual:“Tentu ada Bu, silakan. Bayamnya baru datang dari Bandung, Bu.”

 

4.  Kalimat Persuasif

Kalimat persuasif merupakan kalimat yang bertujuan membujuk, menarik perhatian, atau memengaruhi. Berikut contoh dalam teks negosiasi.

Pembeli:“Harga mangga ini kok mahal sekali, Bang?”

Penjual:“Ini mangga kualitas terbaik, Bu. Harganya jadi sedikit mahal. Mangga ini baunya harum, rasanya sangat manis, dagingnya tebal dan lembut. Saya jamin Ibu tidak akan kecewa jika membelinya.”

 

5.  Tuturan Pasangan

Tuturan pasangan merupakan bentuk tanya jawab antara pembicara dan lawan bicara. Dalam hal ini, tuturan pasangan merupakan bentuk respons atau tanggapan dari tuturan yang disampaikan pembicara. Adapun tuturan pasangan yang sering ditemui dalam teks negosiasi adalah sebagai berikut.

a. mengucapkan salam - membalas salam;

b. bertanya - menjawab atau tidak menjawab;

c. meminta tolong - memenuhi atau menolak permintaan tolong;

d. meminta - memenuhi atau menolak permintaan;

e. menawarkan - menerima atau menolak tawaran; dan

f. mengusulkan - menerima atau menolak usulan.


Contoh Teks Negosiasi

Jual Beli Laptop

Orientasi

Penjual : “Selamat datang, silakan duduk.”

Pembeli : “Terima kasih.”

Penjual : “Ada yang bisa saya bantu, Mas?

Pengajuan

Pembeli : “Saya ingin beli handphone.”

Penjual : “Ingin handphone merek apa, Mas?” Pembeli : “Yang bagus itu merek apa, Pak ?”

Penjual : “Kalau masalah bagus-tidaknya itu relatif, Mas. Semua merek ada kelebihan juga ada kekurangannya. Tetapi, sekarang yang paling laris itu merek Samhung, Mas.”

Pembeli : “Saya boleh lihat?”

Penjual : “Ini Mas, silakan dicoba dulu.”

Pembeli : “Spesifikasinya apa saja, Pak ?”

Penjual : “Ada wifi, bluetooth, kamera 8 mp, ram 3 gb, dan masih banyak lagi. Untuk pilihan warna cokelat, putih, merah, sama hitam ini, Mas.”

Penawaran

Pembeli  : “Harganya berapa, Pak?”

Penjual : “Kalau yang ini harganya Rp2.000.000,00.” Pembeli : “Tidak ada diskon, Pak?”

Penjual : “Kebetulan kita lagi ada promo untuk merek Samhung ada spesial diskon 5%. Jadi, harganya tinggal Rp1.900.000,00.”

Pembeli : “Tidak bisa turun lagi, Pak?”

Penjual : “Tidak bisa, Mas.”

Pembeli : “Rp1.700.000,00 gimana, Pak?”

Penjual : “Tambahin lagi, Mas!”

Pembeli : “Saya tambahin Rp50.000,00 gimana?”

Penjual : “Tetap tidak bisa, Mas. Begini saja, saya kasih Rp1.800.000,00, itu sudah turun banyak lho.”

Pembeli  : “Gak bisa ditambahin lagi diskonnya ?”

Penjual : “Gak bisa, Mas. Nanti kalau ditambahin terus bos saya marah, Mas. Ini bukan punya saya kalau punya saya sih, saya bisa kasih Mas lebih murah lagi.”

Persetujuan

Pembeli : “Ya sudah saya setuju Rp1.800.000,00.”

Penjual : “Saya buatkan notanya dulu, Mas.”

Pembeli : “Iya.”

Penjual   : “Ini notanya, Mas. Silakan tanda tangan di sini. Ini juga ada garansinya satu tahun. Jadi, kalau ada masalah dengan handphonenya bawa saja ke sini.”

Pembeli : “Oh iya, ini uangnya.”

Penjual : “Terima kasih.”

Pembeli : “Saya pakai langsung saja, Pak.”

Penjual : “Oh iya, silakan,”

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar