Jumat, 09 Desember 2022

MATERI TEKS PUISI

  

Pengertian Teks Puisi

Puisi adalah teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyairnya dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Dalam puisi, kita dapat mengungkapkan berbagai hal, seperti kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah.


Struktur Fisik Teks Puisi

1. Majas dan Irama
Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan. Majas yang biasanya digunakan adalah majas personifikasi, majas paralelisme, majas metafora, majas hiperbola, dan majas perumpamaan.
Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.

2. Penggunaan Kata-Kata Konotasi
Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair. Puisi memang banyak menggunakan kata-kata bermakna konotatif. Hal itu merupakan kiasan atau merupakan suatu perbandingan.

3. Kata-Kata Berlambang
Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam gambar Garuda Pancasila, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka. Lambang-lambang itu menyatakan arti tertentu yang bisa dipahami umum. Untuk kata-kata dalam puisi, seperti kata putih yang melambangkan kesucian atau kebersihan, bunga yang melambangkan kecantikan, api yang melambangkan kemarahan, dan baja yang melambangkan kekuatan atau ketangguhan.

4. Pengimajinasian dalam Puisi
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Kata-kata yang digunakan penyair membuat pembaca seolah-olah mendengar suara (imajinasi auditif), melihat benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).

Struktur Batin Teks Puisi

1. Tema. Tema adalah gagasan pokok yang ingin diungkapkan oleh penyair. Tema biasanya tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Tema yang diungkapkan merupakan penggambaran suasana batin atau juga berupa respons penyair terhadap kenyataan sosial budaya.


2. Nada dan Suasana. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling berkaitan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.


3. Perasaan dalam Puisi. Puisi mengungkapkan perasaan dari penyair. Jika penyair hendak mengungkapkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresi ia akan menggunakan imaji-imaji, majas serta diksi yang mewakili makna tentang keindahan alam.


4. Amanat. Amanat merupakan suatu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Pesan tersebut dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi. Amanat akan selaras dengan tema dari puisi tersebut.


Contoh Teks Puisi

Hujan di Bulan Juni

Karya Sapardi Djoko Damono

 

Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu

 

Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan Juni

Dihapuskannya jejak-jejak kakinya

Yang ragu-ragu di jalan itu

 

Tak ada yang lebih arif

Dari hujan bulan Juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan

Diserap akar pohon bunga itu

(sumber: Antologi Hujan Bulan Juni, 1994)


Cintaku Jauh di Pulau

Karya Chairil Anwar

 

Cintaku jauh di pulau

Gadis manis, sekarang iseng sendiri

 

Perahu melancar, bulan memancar

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar

angin membantu, laut terang, tapi terasa

aku tidak ‘kan sampai padanya

 

Di air yang tenang, di angin mendayu

di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertakhta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”

 

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!

Perahu yang bersama ‘kan merapuh

Mengapa Ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?

Manisku jauh di pulau,

kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

 

(Sumber: Antologi Deru Campur Debu, 1993)


MATERI TEKS BIOGRAFI

 

Pengertian Teks Biografi

Teks biografi adalah suatu tulisan yang mengulas mengenai kehidupan seseorang atau cerita hidup seseorang selama ia masih hidup. Teks biografi hanya mengulas mengenai kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam kehidupan seseorang dan peran pentingnya kepada lingkungan.


Struktur Teks Biografi

1.   Orientasi

Orientasi merupakan pengenalan tokoh atau gambaran awal mengenai identitas tokoh atau sosok biografi. Orientasi umumnya berisi nama, tempat dan tanggal lahir, latar  belakang  keluarga, serta riwayat pendidikan.

2.   Masalah   atau   Peristiwa/Kejadian   Penting  

Masalah   atau   peristiwa/kejadian   penting   berupa   paparan suatu cerita yang berisi berbagai kejadian/peristiwa saat tokoh mengalami masalah, memecahkan masalah, proses karier, peristiwa menyenangkan, menegangkan, menyedihkan, atau mengesankan hingga akhirnya mengantarkannya mencapai mimpi, cita-cita, dan kesuksesan.

3.   Reorientasi

Reorientasi merupakan bagian penutup atau simpulan. Bagian ini berisi pandangan, ulasan, atau pemikiran penulis  secara  pribadi atas biografi tokoh yang dikisahkan. Reorientasi ini bersifat pilihan semata, jadi boleh ada maupun tidak ada.


Kaidah Kebahasaan Teks Biografi

1.  Kata Ganti (Pronomina)

Kata ganti dipakai untuk mengacu pada kata benda (nomina) lain. Kata ini sering digunakan untuk menggantikan nomina yang sudah diketahui agar tidak disebutkan berulang-ulang. Kata ganti biasanya terletak pada subjek atau objek. Terdapat berbagai jenis kata ganti, tetapi dalam teks biografi yang sering digunakan adalah kata ganti orang (pronomina persona). Adapun kata ganti orang terdiri atas beberapa jenis, yaitu

No.

Jenis

Tunggal

Jamak

1.

Kata ganti orang pertama

saya, aku

kami, kita

2.

Kata ganti orang kedua

kamu, anda, engkau

kalian

3.

Kata ganti orang ketiga

dia, ia, beliau

mereka

Berikut ini penggunaan kata ganti orang dalam teks biografi. Kata ganti orang ketiga tunggal ia dan beliau digunakan untuk menggantikan sosok R.A. Kartini.

Lahir dari keluarga berpengaruh membuat R.A. Kartini memperoleh pendidikan yang baik. Ia disekolahkan di ELS (Europese Lagere School). Di sinilah beliau mempelajari bahasa Belanda dan menuntut ilmu sampai usianya 12 tahun.

 

2.  Kata Kerja Material

Kata yang menunjukkan aktivitas yang sedang dilakukan subjek atau menunjukkan adanya tindakan fisik atau mental. Sebagai contoh, kata membentuk dan bekerja terdapat dalam kalimat berikut merupakan kata kerja material.

·         Ki Hadjar Dewantara membentuk Komite Bumipoetra.

·         Ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar.

 

3.   Kata Sifat (Adjektiva)

Kata sifat umumnya berupa kata yang menjelaskan atau membuat kata benda atau kata ganti orang lebih spesifik. Kata sifat dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan suatu kata. Contoh penggunaan kata sifat tampak pada kata yang ditulis miring dalam kalimat berikut.

·         Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai penulis andal.

·         Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik.

 

4.  Kata Kerja Pasif

Kata kerja pasif berupa kata kerja yang subjeknya dikenai suatu pekerjaan. Umumnya kata kerja yang memiliki imbuhan -di atau -ter. Contoh penggunaan kata kerja pasif tampak pada kata dibesarkan dan dipercaya pada contoh kalimat berikut.

·         Ia dibesarkan di lingkungan keluarga keraton Yogyakarta.

·         Ki Hadjar Dewantara dipercaya Presiden Soekarno untuk menjadi Menteri.

 

5. Kata Kerja Aktivitas Mental

Kata kerja aktivitas mental ini merupakan jenis kata kerja yang mengutarakan suatu respons atau reaksi individu terhadap sebuah sikap, kondisi, atau pengalaman tertentu. Contoh penggunaan kata kerja pasif tampak pada kata mencurahkan dan menghendaki pada contoh kalimat berikut.

·         Ki Hadjar Dewantara semakin mencurahkan perhatian pada bidang pendidikan. Mereka menghendaki dibuang ke Negeri Belanda.


6. Kata-kata Penanda Urutan Waktu

Kata-kata penanda urutan waktu ini terdiri atas kata hubung (konjungsi), kata depan (preposisi), dan kata benda (nomina) yang berkenaan dengan urutan waktu (kronologis). Contoh penggunaannya tampak pada beberapa kalimat berikut.

·         Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai penulis andal.

·         Akhirnya, mereka diizinkan ke Negeri Belanda sejak Agustus 1913.

·         Kegiatan menulisnya ini terus berlangsung hingga zaman Pendudukan Jepang.

·         Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil direbut dari tangan penjajah.


Contoh Teks Biografi

Biografi Ki Hadjar Dewantara: Bapak Pendidikan Indonesia


Nama Ki Hadjar Dewantara bukanlah nama pemberian orang tuanya sejak lahir. Nama aslinya ialah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat yang lahir di Yogyakarta, tanggal 2 Mei 1889. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Saat berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, barulah berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak itu, Ki Hadjar Dewantara tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan agar dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hatinya. Ki Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda) dan melanjutkan sekolahnya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera). Lantaran sakit, sekolahnya tersebut tidak dapat ia selesaikan.

Pada masanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai penulis andal. Kemampuan menulisnya terasah ketika ia bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, antara lain Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat antikolonial bagi pembacanya. Selain bekerja sebagai seorang wartawan muda, Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam berbagai organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, Ki Hadjar Dewantara aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kemudian, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo nantinya akan dikenal sebagai Tiga Serangkai.

Pada tanggal 25 Desember 1912, mereka mendirikan Indische Partij (partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka. Selain itu, pada bulan November 1913, Ki Hadjar Dewantara membentuk Komite Bumipoetra yang bertujuan untuk melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda. Salah satunya adalah dengan me- nerbitkan tulisan berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was” (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een” (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga). Kedua tulisan tersebut menjadi tulisan terkenal hingga saat ini. Tulisan “Seandainya Aku Seorang Belanda” dimuat dalam surat kabar de Expres milik dr. Douwes Dekker.

Akibat aktivitas dan tulisannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jenderal Idenburg menjatuhkan hukuman pengasingan terhadap Ki Hadjar Dewantara. Douwes Dekker dan Cipto Mangoenkoesoemo, rekan seperjuangannya, menerbitkan tulisan yang bernada membela Ki Hadjar Dewantara. Mengetahui hal ini, Belanda pun memutuskan untuk menjatuhi hukuman pengasingan bagi keduanya. Douwes Dekker dibuang di Kupang sedangkan Cipto Mangoenkoesoemo dibuang ke Pulau Banda. Namun, mereka menghendaki dibuang ke negeri Belanda karena di sana mereka dapat mempelajari banyak hal daripada di daerah terpencil. Akhirnya, mereka diizinkan ke negeri Belanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari pelaksanaan hukuman. Kesempatan itu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran sehingga Ki Hadjar Dewantara berhasil memperoleh Europeesche Akte. Pada tahun 1918, Ki Hadjar Dewantara kembali ke tanah air.

Di tanah air, Ki Hadjar Dewantara semakin mencurahkan perhatiannya di bidang   pendidikan   sebagai bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama rekan-rekan seperjuangannya, dia pun mendiri- kan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang diberi nama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) pada 3 Juli 1922. Taman Siswa ialah suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk dapat mem- peroleh hak pendidikan, seperti halnya para priyayi maupun orang- orang Belanda. Perguruan ini sangat menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didik agar mereka mencintai bangsa dan tanah air serta berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.

Selama aktif di Taman Siswa, Ki Hadjar Dewantara juga tetap rajin menulis. Tema tulisannya beralih dari nuansa politik ke pendidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Melalui tulisan-tulisan itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. Kegiatan menulisnya ini terus berlangsung hingga zaman Pendudukan Jepang. Saat Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dalam tahun 1943, Ki Hadjar ditunjuk untuk menjadi salah seorang pimpinan bersama Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan K.H. Mas Mansur.

Setelah kemerdekaan Indonesia berhasil direbut dari tangan penjajah dan stabilitas pemerintahan sudah terbentuk, Ki Hadjar Dewantara kemudian dipercaya oleh Presiden Soekarno untuk menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Melalui jabatannya ini, Ki Hadjar Dewantara semakin leluasa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada tahun 1957, Ki Hadjar Dewantara mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada. Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, tepatnya pada tanggal 28 April 1959, Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta dan dimakamkan di sana.

Untuk mengenang jasa-jasa dan melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara, pihak penerus perguruan Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta. Museum ini memamerkan benda-benda atau karya-karya Ki Hadjar Dewantara sebagai pendiri Taman Siswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksi museum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting serta data surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik, budayawan, dan sebagai seorang seniman telah direkam dalam mikrofilm dan dilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional.

Kini, nama Ki Hadjar Dewantara diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (Bapak Pendidikan Nasional). Ajarannya, yakni tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), dan ing ngarsa sung tulada (di depan memberi teladan) akan selalu menjadi dasar pendidikan di Indonesia. Selain itu, tanggal dan bulan kelahirannya, 2 Mei, dijadikan hari Pendidikan Nasional.  Bahkan, pada tanggal 28 November 1959 Ki Hadjar Dewantara juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959.

(Sumber: https://m.merdeka.com/ki-hadjar-dewantoro/profil/ dengan pengubahan)

MATERI TEKS NEGOSIASI

Pengertian Teks Negosiasi

Teks negosiasi adalah suatu bentuk interaksi sosial berupa tawar-menawar yang berfungsi untuk mencapai penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang mempunyai perbedaan kepentingan.


Struktur Teks Negosiasi

1. Orientasi: Orientasi merupakan struktur yang berada di awal kalimat. Sebagai pembuka, bisa berupa salam atau sapaan untuk memulai proses negosiasi. Di bagian orientasi juga terkadang berisi pengenalan masalah atau hal yang ingin disepakati.


2. Pengajuan: Pengajuan merupakan hal yang akan dirundingkan atau dibutuhkan. Misalnya ibu ingin membeli laptop.


3. Penawaran: Penawaran terjadi ketika dibutuhkan proses perundingan atau tawar menawar. Ini merupakan bagian inti dari negosiasi. Misalnya, ibu tidak setuju dengan harga laptop yang ditawarkan oleh penjual. Maka, ibu meminta supaya harga diturunkan atau ada bonus lainnya.   


4. Persetujuan: Setelah melewati proses tawar menawar, maka diperoleh kesepakatan antara kedua belah pihak. Persetujuan ini merupakan jalan tengah yang diambil dan tetap menguntungkan kedua belah pihak.



Faktor Keberhasilan Negosiasi


💦Bersedia kompromi menerima keinginan pihak lain.

💦Semua pihak tidak dirugikan.

💦Alasan disampaikan secara logis, jelas, tepat, dan sesuai dengan fakta.

💦Hasil kesepakatan dapat dilakukan secara langsung.

💦Pengajuan disampaikan dengan sopan, santun, dan baik.

💦Kedua pihak tidak saling memaksakan kehendak atau keinginan.

💦Mementingkan kepentingan bersama.


Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi

1.   Pronomina/Kata Ganti

Pronomina adalah kata ganti orang. Hal ini sering digunakan dalam teks negosiasi berbentuk dialog. Berikut contohnya.

Penjual:“Selamat pagi. Mau cari pakaian jenis apa, Bu?”

Pembeli:“Saya mencari pakaian seragam untuk anak sekolah. Apakah ada?”

 

2.   Kalimat Langsung

Dalam teks berbentuk dialog, hampir seluruh teks negosiasi berbentuk kalimat langsung. Kalimat langsung ialah kalimat yang langsung disampaikan penutur melalui dialog. Umumnya ditandai dengan tanda kutip. Contohnya sebagai berikut.

Pembeli:“Permisi, di sini jual tas juga?”

Penjual:“Iya, silakan bisa dipilih-pilih dulu.”

Pembeli:“Untuk tas ransel yang ini berapa ya?”

 

3.  Kalimat Deklaratif dan Interogatif

Kalimat pernyataan yang menyatakan suatu informasi atau berita dikenal dengan kalimat deklaratif. Adapun kalimat interogatif merupakan kalimat yang menanyakan sesuatu. Contoh kalimat deklaratif dan interogatif dalam teks negosiasi adalah sebagai berikut.

Pembeli:“Pak, saya mau mencari sayur bayam ada?”

Penjual:“Tentu ada Bu, silakan. Bayamnya baru datang dari Bandung, Bu.”

 

4.  Kalimat Persuasif

Kalimat persuasif merupakan kalimat yang bertujuan membujuk, menarik perhatian, atau memengaruhi. Berikut contoh dalam teks negosiasi.

Pembeli:“Harga mangga ini kok mahal sekali, Bang?”

Penjual:“Ini mangga kualitas terbaik, Bu. Harganya jadi sedikit mahal. Mangga ini baunya harum, rasanya sangat manis, dagingnya tebal dan lembut. Saya jamin Ibu tidak akan kecewa jika membelinya.”

 

5.  Tuturan Pasangan

Tuturan pasangan merupakan bentuk tanya jawab antara pembicara dan lawan bicara. Dalam hal ini, tuturan pasangan merupakan bentuk respons atau tanggapan dari tuturan yang disampaikan pembicara. Adapun tuturan pasangan yang sering ditemui dalam teks negosiasi adalah sebagai berikut.

a. mengucapkan salam - membalas salam;

b. bertanya - menjawab atau tidak menjawab;

c. meminta tolong - memenuhi atau menolak permintaan tolong;

d. meminta - memenuhi atau menolak permintaan;

e. menawarkan - menerima atau menolak tawaran; dan

f. mengusulkan - menerima atau menolak usulan.


Contoh Teks Negosiasi

Jual Beli Laptop

Orientasi

Penjual : “Selamat datang, silakan duduk.”

Pembeli : “Terima kasih.”

Penjual : “Ada yang bisa saya bantu, Mas?

Pengajuan

Pembeli : “Saya ingin beli handphone.”

Penjual : “Ingin handphone merek apa, Mas?” Pembeli : “Yang bagus itu merek apa, Pak ?”

Penjual : “Kalau masalah bagus-tidaknya itu relatif, Mas. Semua merek ada kelebihan juga ada kekurangannya. Tetapi, sekarang yang paling laris itu merek Samhung, Mas.”

Pembeli : “Saya boleh lihat?”

Penjual : “Ini Mas, silakan dicoba dulu.”

Pembeli : “Spesifikasinya apa saja, Pak ?”

Penjual : “Ada wifi, bluetooth, kamera 8 mp, ram 3 gb, dan masih banyak lagi. Untuk pilihan warna cokelat, putih, merah, sama hitam ini, Mas.”

Penawaran

Pembeli  : “Harganya berapa, Pak?”

Penjual : “Kalau yang ini harganya Rp2.000.000,00.” Pembeli : “Tidak ada diskon, Pak?”

Penjual : “Kebetulan kita lagi ada promo untuk merek Samhung ada spesial diskon 5%. Jadi, harganya tinggal Rp1.900.000,00.”

Pembeli : “Tidak bisa turun lagi, Pak?”

Penjual : “Tidak bisa, Mas.”

Pembeli : “Rp1.700.000,00 gimana, Pak?”

Penjual : “Tambahin lagi, Mas!”

Pembeli : “Saya tambahin Rp50.000,00 gimana?”

Penjual : “Tetap tidak bisa, Mas. Begini saja, saya kasih Rp1.800.000,00, itu sudah turun banyak lho.”

Pembeli  : “Gak bisa ditambahin lagi diskonnya ?”

Penjual : “Gak bisa, Mas. Nanti kalau ditambahin terus bos saya marah, Mas. Ini bukan punya saya kalau punya saya sih, saya bisa kasih Mas lebih murah lagi.”

Persetujuan

Pembeli : “Ya sudah saya setuju Rp1.800.000,00.”

Penjual : “Saya buatkan notanya dulu, Mas.”

Pembeli : “Iya.”

Penjual   : “Ini notanya, Mas. Silakan tanda tangan di sini. Ini juga ada garansinya satu tahun. Jadi, kalau ada masalah dengan handphonenya bawa saja ke sini.”

Pembeli : “Oh iya, ini uangnya.”

Penjual : “Terima kasih.”

Pembeli : “Saya pakai langsung saja, Pak.”

Penjual : “Oh iya, silakan,”