Rabu, 14 September 2022

MATERI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

A. PENGERTIAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Teks Laporan Hasil Observasi (LHO) adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan. 

Teks laporan sering dianggap sama dengan teks deskripsi. Padahal, teks laporan hasil observasi dan teks deskripsi sangat berbeda. Perbedaan yang paling menonjol di antara keduanya terletak pada sifatnya, laporan bersifat global dan universal. Sedangkan teks deskripsi bersifat unik dan individual.

Dalam menulis teks tersebut, diperlukan observasi lapangan ataupun membaca berbagai referensi. Dengan memanfaatkan fakta-fakta yang ada, kita bisa dengan mudah menyusun teks LHO.


B. STRUKTUR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

1.  Pernyataan Umum atau Klasifikasi

Bagian  ini  berisi  pembuka  atau  pengantar   mengenai   hal   yang akan disampaikan, hal umum tentang objek yang akan dikaji, dan menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal tersebut.

Contohnya, jika objek observasi adalah binatang, hal yang dibahas di bagian ini adalah nama ilmiah, klasifikasi umum binatang (serangga, mamalia, unggas, dll.), dan tempat hidup secara umum.


2.  Deskripsi Bagian

Bagian ini berisi penjelasan detail mengenai objek atau bagian-bagian dari objek. 

Contohnya, jika objek observasi adalah binatang, hal-hal yang dapat dibahas di bagian ini adalah bagian tubuh, pola makan, daur hidup, habitat, kebiasaan unik, dll.


3.  Deskripsi Manfaat atau Simpulan

Bagian ini menjelaskan manfaat dari objek yang diobservasi, baik bagi manusia maupun alam secara umum.



C. KAIDAH KEBAHASAAN TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

KALIMAT DEFINISI

Kalimat definisi merupakan kalimat yang menjelaskan suatu hal, baik benda hidup maupun benda mati secara umum. Umumnya, penggunaan kalimat definisi dalam teks laporan merujuk pada istilah teknis atau ilmiah yang berkaitan dengan bidang tertentu. Hal tersebut dapat membantu pembaca memahami istilah teknis atau ilmiah yang muncul dalam teks. Kalimat definisi biasanya menggunakan kopula, seperti kata adalah, merupakan, dan yaitu.

Contoh:

1. Belalang anggrek (Hymenopus Coronatus) adalah salah satu jenis belalang sentadu atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya.

2.   Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa.

 

KALIMAT DESKRIPSI

Kalimat deskripsi digunakan untuk menggambarkan sifat-sifat atau ciri- ciri yang khusus atau spesifik dari suatu benda. Kalian dapat menggunakan kalimat deskripsi saat menjelaskan sifat sebuah benda kepada pembaca berdasarkan apa yang indra kalian rasakan sehingga pembaca seolah-olah benar-benar melihatnya atau merasakannya sendiri.

Contoh:

1.   Tubuh mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah.

2.   Sayap depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras.

 

Selain menggambarkan sifat atau ciri khusus suatu objek, kalimat deskripsi juga dapat menjelaskan sebuah aktivitas yang dilakukan objek tersebut. Kalimat ini menggunakan kata kerja material atau kata kerja yang menunjukkan tindakan suatu benda, binatang, manusia, atau peristiwa.

Contoh:

1.   Rongga itu memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal.

2.   Saat bertelur tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang pohon dan rerumputan.

 

Latihan

Carilah kalimat definisi dan deskripsi pada teks “Kunang-Kunang”!

 

IMBUHAN di-

Sering kali penulisan imbuhan “di-“ disalahartikan  dengan  kata  depan “di”. Untuk membedakan mana yang merupakan imbuhan dan mana yang merupakan kata depan, kalian dapat mempelajarinya dari tabel berikut:

Perbedaan

Imbuhan di-

Kata depan di

Fungsi

Membentuk kata kerja pasif

Menunjukkan keterangan tempat atau waktu

Penulisan

Ditulis serangkai dengan kata dasarnya.

Ditulis terpisah dengan kata yang diikutinya

 

 


D. CONTOH TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

1. Belalang Anggrek

Belalang Anggrek

 

Teman-teman, kali ini saya akan menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan beberapa waktu lalu. Objek yang diobservasi adalah belalang anggrek. Pertama-tama, saya akan menyampaikan informasi umum terkait dengan belalang anggrek. Belalang anggrek atau Hymenopus Coronatus adalah salah satu jenis belalang sentadu atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya. Seperti namanya, belalang ini memiliki bentuk dan warna yang menyerupai bunga anggrek.

Pada bagian berikutnya, saya akan menjelaskan ciri khas belalang anggrek yang terdiri atas bagian tubuh, bentuk tubuh, makanan, dan daur hidupnya. Bagian tubuh belalang anggrek terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen. Di bagian kepala terdapat mata majemuk, mulut, dan dua buah antena seperti benang. Seperti jenis belalang sentadu lainnya, kepala belalang anggrek dapat berputar 3600. Di bagian toraks terdapat tiga pasang kaki. Kaki depan belalang anggrek yang panjang dan kuat dilengkapi dengan duri dan capit. Belalang anggrek memiliki dua pasang sayap yang menutupi bagian abdomennya. Sayap depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras.

Ukuran tubuh belalang anggrek berbeda antara jantan dan betina. Panjang tubuh belalang anggrek jantan sekitar 2,5—3 cm, sedangkan betina 6—7 cm. Tubuh mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah. Beberapa belalang, bahkan berwarna benar-benar putih atau merah jambu. Namun, belalang anggrek dapat mengubah warna tubuhnya dalam hitungan sehari, bergantung pada kondisi lingkungan, seperti kelembapan dan kondisi cahaya.

Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa. Mereka memangsa serangga lain yang bertubuh lebih kecil, seperti jangkrik, capung, lebah, dan lalat. Belalang anggrek menggunakan bentuk dan warna tubuhnya untuk menarik perhatian mangsa. Saat mangsa mendekat, mereka akan menggunakan kaki depannya untuk menangkapnya. Belalang sembah hanya memangsa hewan yang masih hidup.

Belalang anggrek merupakan hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Fase hidupnya terdiri dari telur, nimfa, dan dewasa. Belalang betina dapat bertelur sampai 300 butir. Telur tersebut diletakkan dalam sarang berbentuk buih putih yang disebut ooteka. Ooteka lama-lama akan mengeras dan melindungi telur-telur dari panas dan hujan. Telur-telur tersebut membutuhkan waktu sekitar enam minggu untuk menetas. Saat menetas, nimfa belalang sembah sudah menyerupai belalang anggrek dewasa. Itulah mengapa belalang anggrek disebut mengalami metamorfosis tidak sempurna.

Sebagai penutup, saya akan menyampaikan manfaat belalang anggrek. Belalang anggrek berguna bagi manusia untuk membasmi hama berupa serangga. Karena keindahannya, belalang anggrek juga dijadikan peliharaan.

Demikian laporan hasil observasi saya. Terima kasih atas perhatian teman-teman semua.(Disarikan dari berbagai sumber)


2. Tonggeret

Tonggeret

 

Tonggeret (Cicadidae) merupakan serangga yang memiliki suara paling nyaring. Terdapat lebih dari 2.000 jenis tonggeret yang hidup di dunia. Setiap jenis tonggeret memiliki suara yang berbeda.

Tonggeret mampu menghasilkan suara  nyaring  lantaran memiliki tymbal yang terdapat dalam perut. Organ itu berupa membran yang dilengkapi dengan otot-otot penggerak. Ketika otot-otot itu digerakkan, membran akan bergetar. Getaran itulah yang menghasilkan suara. Suara itu dapat semakin keras karena perut tonggeret memiliki rongga udara yang berfungsi seperti amplifier. Rongga itu memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal.

Hanya tonggeret jantan yang bersuara nyaring. Mereka mengeluarkan suara begitu keras untuk menarik perhatian tonggeret betina. Setiap jenis tonggeret memiliki suara yang unik. Tonggeret tidak dapat kawin dengan jenis yang berbeda. Selain untuk menarik perhatian betina, suara nyaring tersebut pun berguna untuk melindungi  mereka  dari  serangan  burung  yang  akan  memangsanya.

Tonggeret dewasa hidup di pepohonan hanya selama 2 — 4 pekan. Beberapa hari setelah kawin, mereka akan mati. Beberapa spesies, bahkan cuma bertahan 3—4 hari. Saat bertelur, tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang pohon dan rerumputan. Namun setelah menetas, nimfa yang dihasilkan jatuh ke tanah.  Mereka lalu menggali lubang sedalam 30—50 cm dan hidup dalam tanah selama 2—3 tahun. Namun, ada juga jenis tonggeret di Amerika Serikat yang dapat hidup di dalam tanah hingga 17 tahun. Tonggeret menyukai temperatur hangat, 24— 30OC untuk tumbuh optimal. Pada kondisi itu, nimfa akan keluar dari tanah dan tumbuh menjadi dewasa.

Tonggeret termasuk jenis hewan herbivora.  Tonggeret dewasa mengisap sari makanan dari batang pohon menggunakan mulutnya yang seperti jarum. Saat masih berbentuk nimfa, tonggeret menghisap cairan dari akar pohon untuk bertahan hidup.

Petani kerap memanfaatkan suara keras tonggeret sebagai pertanda kemarau akan datang. Bunyi tonggeret ramai terdengar di penghujung musim hujan alias saat cuaca mulai panas. Saat tonggeret banyak bersuara, petani akan bersiap untuk bertanam palawija, seperti: jagung dan kacang, karena musim kemarau akan segera datang. Sayangnya, perubahan iklim menyebabkan suara tonggeret tidak lagi teratur sehingga tidak dapat lagi digunakan sebagai tanda musim kemarau akan datang. Meskipun begitu, tonggeret masih memiliki manfaat lain, yakni dijadikan santapan dengan cara digoreng atau dibakar.

(Diadaptasi dari Chaidir, 2010)


3. Kunang-Kunang

Kunang-Kunang

Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat  mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan dari “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di dunia.

Kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang juga ditemukan pada daerah perkuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu oleh aktivitas manusia. Kunang-kunang bertelur saat hari  gelap.  Telur-telurnya yang berjumlah antara 100 hingga 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan.

Pada umumnya, kunang-kunang akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya ditemukan tidak mengeluarkan cahaya.

Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang jantan. Tubuh kunang- kunang terdiri dari tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Kunang-kunang memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap penutup yang berterkstur keras melindungi sayap di bawahnya sekaligus melindungi tubuh kunang-kunang. Panjang badannya sekitar 2cm. Hampir seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, bermata majemuk, dan berkaki enam.

Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup. Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang betina.

Kunang-kunang merupakan penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat membantu manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar. Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan sebagai pembasmi hama alami.

(Diadaptasi dari Kadariah, 2017)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar