Teks Laporan Hasil Observasi (LHO) adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan.
B. STRUKTUR TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
1. Pernyataan Umum
atau Klasifikasi
Bagian ini
berisi pembuka atau
pengantar mengenai hal
yang akan disampaikan, hal umum tentang objek yang akan dikaji, dan
menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal tersebut.
Contohnya,
jika objek observasi adalah binatang, hal yang dibahas di bagian ini adalah
nama ilmiah, klasifikasi umum binatang (serangga, mamalia, unggas, dll.), dan
tempat hidup secara umum.
2. Deskripsi Bagian
Bagian ini berisi penjelasan detail mengenai objek atau bagian-bagian dari objek.
Contohnya, jika objek observasi adalah binatang, hal-hal yang dapat dibahas di
bagian ini adalah bagian tubuh, pola makan, daur hidup, habitat, kebiasaan
unik, dll.
3. Deskripsi Manfaat
atau Simpulan
Bagian
ini menjelaskan manfaat dari objek yang diobservasi, baik bagi manusia maupun
alam secara umum.
KALIMAT
DEFINISI
Kalimat definisi merupakan kalimat yang
menjelaskan suatu hal, baik benda hidup maupun benda mati secara umum. Umumnya,
penggunaan kalimat definisi dalam teks laporan merujuk pada istilah teknis atau
ilmiah yang berkaitan dengan bidang tertentu. Hal tersebut dapat membantu
pembaca memahami istilah teknis atau ilmiah yang muncul dalam teks. Kalimat
definisi biasanya menggunakan kopula, seperti kata adalah, merupakan, dan
yaitu.
Contoh:
1. Belalang
anggrek (Hymenopus Coronatus) adalah salah satu jenis belalang sentadu atau
belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya.
2. Belalang
anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa.
KALIMAT
DESKRIPSI
Kalimat deskripsi digunakan
untuk menggambarkan sifat-sifat atau ciri- ciri yang khusus atau spesifik dari
suatu benda. Kalian dapat menggunakan kalimat deskripsi saat menjelaskan sifat
sebuah benda kepada pembaca berdasarkan apa yang indra kalian rasakan sehingga
pembaca seolah-olah benar-benar melihatnya atau merasakannya sendiri.
Contoh:
1. Tubuh
mereka berwarna putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah.
2. Sayap
depan berfungsi melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras.
Selain menggambarkan sifat
atau ciri khusus suatu objek, kalimat deskripsi juga dapat menjelaskan sebuah
aktivitas yang dilakukan objek tersebut. Kalimat ini menggunakan kata kerja
material atau kata kerja yang menunjukkan tindakan suatu benda, binatang,
manusia, atau peristiwa.
Contoh:
1. Rongga
itu memperkuat suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal.
2. Saat
bertelur tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang
pohon dan rerumputan.
Latihan
Carilah kalimat definisi dan deskripsi
pada teks “Kunang-Kunang”!
IMBUHAN di-
Sering kali penulisan imbuhan
“di-“ disalahartikan dengan kata
depan “di”. Untuk membedakan mana yang merupakan imbuhan dan mana yang
merupakan kata depan, kalian dapat mempelajarinya dari tabel berikut:
Perbedaan |
Imbuhan di- |
Kata depan
di |
Fungsi |
Membentuk kata kerja
pasif |
Menunjukkan keterangan tempat atau waktu |
Penulisan |
Ditulis serangkai dengan kata
dasarnya. |
Ditulis terpisah dengan
kata yang diikutinya |
Belalang Anggrek
Teman-teman,
kali ini saya akan menyampaikan laporan hasil observasi yang telah dilakukan
beberapa waktu lalu. Objek yang diobservasi adalah belalang anggrek.
Pertama-tama, saya akan menyampaikan informasi umum terkait dengan belalang
anggrek. Belalang anggrek atau Hymenopus Coronatus adalah salah satu jenis
belalang sentadu atau belalang sembah yang hidup di Indonesia dan kawasan Asia
Tenggara lainnya. Seperti namanya, belalang ini memiliki bentuk dan warna yang
menyerupai bunga anggrek.
Pada
bagian berikutnya, saya akan menjelaskan ciri khas belalang anggrek yang terdiri
atas bagian tubuh, bentuk tubuh, makanan, dan daur hidupnya. Bagian tubuh
belalang anggrek terdiri atas kepala, toraks, dan abdomen. Di bagian kepala
terdapat mata majemuk, mulut, dan dua buah antena seperti benang. Seperti jenis
belalang sentadu lainnya, kepala belalang anggrek dapat berputar 3600. Di
bagian toraks terdapat tiga pasang kaki. Kaki depan belalang anggrek yang
panjang dan kuat dilengkapi dengan duri dan capit. Belalang anggrek memiliki
dua pasang sayap yang menutupi bagian abdomennya. Sayap depan berfungsi
melindungi sayap belakang sehingga teksturnya lebih keras.
Ukuran
tubuh belalang anggrek berbeda antara jantan dan betina. Panjang tubuh belalang
anggrek jantan sekitar 2,5—3 cm, sedangkan betina 6—7 cm. Tubuh mereka berwarna
putih dengan aksen merah muda lembut atau cerah. Beberapa belalang, bahkan
berwarna benar-benar putih atau merah jambu. Namun, belalang anggrek dapat
mengubah warna tubuhnya dalam hitungan sehari, bergantung pada kondisi
lingkungan, seperti kelembapan dan kondisi cahaya.
Belalang anggrek merupakan predator polifagus atau pemakan beberapa jenis mangsa. Mereka memangsa serangga lain yang bertubuh lebih kecil, seperti jangkrik, capung, lebah, dan lalat. Belalang anggrek menggunakan bentuk dan warna tubuhnya untuk menarik perhatian mangsa. Saat mangsa mendekat, mereka akan menggunakan kaki depannya untuk menangkapnya. Belalang sembah hanya memangsa hewan yang masih hidup.
Belalang
anggrek merupakan hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Fase
hidupnya terdiri dari telur, nimfa, dan dewasa. Belalang betina dapat bertelur
sampai 300 butir. Telur tersebut diletakkan dalam sarang berbentuk buih putih
yang disebut ooteka. Ooteka lama-lama akan mengeras dan melindungi telur-telur
dari panas dan hujan. Telur-telur tersebut membutuhkan waktu sekitar enam
minggu untuk menetas. Saat menetas, nimfa belalang sembah sudah menyerupai
belalang anggrek dewasa. Itulah mengapa belalang anggrek disebut mengalami
metamorfosis tidak sempurna.
Sebagai
penutup, saya akan menyampaikan manfaat belalang anggrek. Belalang anggrek
berguna bagi manusia untuk membasmi hama berupa serangga. Karena keindahannya,
belalang anggrek juga dijadikan peliharaan.
Demikian laporan hasil observasi saya. Terima kasih atas perhatian teman-teman semua.(Disarikan dari berbagai sumber)
Tonggeret
Tonggeret (Cicadidae)
merupakan serangga yang memiliki suara paling nyaring. Terdapat lebih dari
2.000 jenis tonggeret yang hidup di dunia. Setiap jenis tonggeret memiliki
suara yang berbeda.
Tonggeret mampu menghasilkan
suara nyaring lantaran memiliki tymbal yang terdapat dalam
perut. Organ itu berupa membran yang dilengkapi dengan otot-otot penggerak.
Ketika otot-otot itu digerakkan, membran akan bergetar. Getaran itulah yang
menghasilkan suara. Suara itu dapat semakin keras karena perut tonggeret
memiliki rongga udara yang berfungsi seperti amplifier. Rongga itu memperkuat
suara yang dihasilkan oleh getaran tymbal.
Hanya tonggeret jantan yang
bersuara nyaring. Mereka mengeluarkan suara begitu keras untuk menarik
perhatian tonggeret betina. Setiap jenis tonggeret memiliki suara yang unik.
Tonggeret tidak dapat kawin dengan jenis yang berbeda. Selain untuk menarik
perhatian betina, suara nyaring tersebut pun berguna untuk melindungi mereka
dari serangan burung
yang akan memangsanya.
Tonggeret dewasa
hidup di pepohonan hanya selama 2 — 4 pekan. Beberapa hari setelah kawin,
mereka akan mati. Beberapa spesies, bahkan cuma bertahan 3—4 hari. Saat
bertelur, tonggeret betina menempelkan telur-telurnya di cabang atau batang
pohon dan rerumputan. Namun setelah menetas, nimfa yang dihasilkan jatuh ke tanah. Mereka lalu menggali lubang sedalam 30—50 cm
dan hidup dalam tanah selama 2—3 tahun. Namun, ada juga jenis tonggeret di
Amerika Serikat yang dapat hidup di dalam tanah hingga 17 tahun. Tonggeret
menyukai temperatur hangat, 24— 30OC untuk tumbuh optimal. Pada kondisi itu,
nimfa akan keluar dari tanah dan tumbuh menjadi dewasa.
Tonggeret
termasuk jenis hewan herbivora.
Tonggeret dewasa mengisap sari makanan dari batang pohon menggunakan
mulutnya yang seperti jarum. Saat masih berbentuk nimfa, tonggeret menghisap
cairan dari akar pohon untuk bertahan hidup.
Petani kerap
memanfaatkan suara keras tonggeret sebagai pertanda kemarau akan datang. Bunyi
tonggeret ramai terdengar di penghujung musim hujan alias saat cuaca mulai
panas. Saat tonggeret banyak bersuara, petani akan bersiap untuk bertanam
palawija, seperti: jagung dan kacang, karena musim kemarau akan segera datang.
Sayangnya, perubahan iklim menyebabkan suara tonggeret tidak lagi teratur
sehingga tidak dapat lagi digunakan sebagai tanda musim kemarau akan datang.
Meskipun begitu, tonggeret masih memiliki manfaat lain, yakni dijadikan
santapan dengan cara digoreng atau dibakar.
(Diadaptasi dari Chaidir, 2010)
Kunang-Kunang
Kunang-kunang merupakan jenis
serangga yang dapat mengeluarkan cahaya
yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan dari “sinar dingin”
yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari
2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di dunia.
Kunang-kunang hidup di
tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi
pepohonan. Kunang-kunang juga ditemukan pada daerah perkuburan yang tanahnya
relatif gembur dan tidak banyak terganggu oleh aktivitas manusia. Kunang-kunang
bertelur saat hari gelap. Telur-telurnya yang berjumlah antara 100
hingga 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau
di bawah dedaunan.
Pada umumnya, kunang-kunang
akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di
siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya ditemukan tidak
mengeluarkan cahaya.
Berdasarkan hasil
pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang
jantan. Tubuh kunang- kunang terdiri dari tiga bagian: kepala, thorax, dan
perut (abdomen). Kunang-kunang memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap
penutup yang berterkstur keras melindungi sayap di bawahnya sekaligus
melindungi tubuh kunang-kunang. Panjang badannya sekitar 2cm. Hampir seluruh
bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian
penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, bermata majemuk, dan
berkaki enam.
Makanan
kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau
cacing. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Makanan bagi hewan
penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan
yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup. Cahaya yang
dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung
ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi
peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk
menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh
kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip
untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya.
Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang
betina.
Kunang-kunang
merupakan penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat
membantu manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau
sudah tercemar. Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan
sebagai pembasmi hama alami.
(Diadaptasi dari Kadariah, 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar