Senin, 31 Oktober 2011

FONOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar akan memberikan apresiasi yang besar terhadap bangsa. Bahasa Indonesia tidak hanya sebagai alat komunikasi semata. Bahasa Indonesia memiliki suatu aturan yang disebut dengan tata bahasa. Tata bahasa inilah yang akan mengatur bentuk bunyi, huruf, dan makna dalam setiap kata atau kalimat yang kita ucapkan. Penggunaan tata bahasa yang baik akan menjadikan bahasa Indonesia lebih berharga dalam dunia kebahasaan. .
Berbicara tidak sekadar mengeluarkan bunyi bahasa, tetapi ada unsur-unsur yang perlu diperhatikan. Wujud bahasa yang utama adalah bunyi. Bunyi-bunyi itu disebut bunyi bahasa. Dalam pengucapannya, bunyi-bunyi bahasa dapat disegmentasikan atau dipisah-pisahkan (bunyi segmental). Dalam bunyi yang dapat disegmentasikan itu terdapat unsur-unsur yang menyertainya yang disebut bunyi suprasegmental. .
Salah satu tata bahasa Indonesia yang perlu diperhatikan adalah jeda ketika berbicara. Jeda merupakan bunyi suprasegmental dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia jeda terasa lebih terasa fungsional jika dibandingkan dengan unsur suprasegmental lainnya. Jeda bersifat distingtif atau bersifat membedakan makna.
Penggunaan jeda dalam bahasa Indonesia lisan lebih mudah diterapkan daripada dalam bahasa Indonesia tulis. Dalam bahasa Indonesia tulis, terlebih dalam tataran kalimat sering menimbulkan kerancuan makna, kekaburan makna, atau makna ambigu. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai definisi dan fungsi jeda, macam jeda, fonologi prosodi dan penggunaan jeda dalam bahasa Indonesia.




1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan berbagai kajian yang diuraikan pada latar belakang di atas, maka muncul beberapa permasalahan. Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
A. Apakah definisi dan fungsi jeda dalam bahasa Indonesia?
B. Apa saja macam jeda atau persendian dalam bahasa Indonesia?
C. Bagaimana penjelasan fonologi prosodi terhadap jeda?
D. Bagaimana penggunaan jeda dalam bahasa Indonesia tulis?


1.3 TUJUAN
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas penggunaan jeda dalam bahasa Indonesia. Adapun penjabaran tujuan sebagai berikut.
A. Untuk mengetahui definisi dan fungsi jeda dalam bahasa Indonesia itu.
B. Untuk mengetahui macam jeda atau persendian dalam bahasa Indonesia.
C. Untuk mengetahui bagaimana penjelasan fonologi prosodi terhadap jeda.
D. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan jeda dalam bahasa Indonesia tulis.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI JEDA DAN FUNGSI JEDA DALAM BAHASA INDONESIA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jeda adalah hentian sebentar dalam ujaran (sering terjadi di depan unsur kalimat yang mempunyai isi informasi yang tinggi atau kemungkinan yang rendah).
Muslich (2008:114--115) menyatakan bahwa jeda atau kesenyapan terjadi diantara dua bentuk linguistik, baik antar kalimat, antarfrase, antarkata, antarmorfem, antarsilaba, maupun antar fonem. Jeda antara dua bentuk linguistik yang lebih tinggi tatarannya lebih lama kesenyapannya bila dibanding dengan yang lebih rendah tatarannya. Jeda antar kalimat lebih lama kesenyapannya bila dibanding dengan jeda antar frase. Jeda antar frase lebih lama bila dibanding dengan jeda antarkata. Begitu juga seterusnya.
Dalam bahasa Indonesia, jeda ini terasa lebih fungsional bila dibanding dengan suprasegmantal yang lain. Perhatikan perbedaan jeda pada kalimat berikut.
(1) Anak / pejabat yang nakal itu telah dimejahijaukan.
(2) Anak pejabat / yang nakal itu telah dimejahijaukan.
Dengan perbedaan jeda yang agak lama antara anak dan pejabat (kalimat 1) dan antara pejabat dan yang (kalimat 2) makna kalimat itu berbeda. Pada kalimat (1) ‘yang nakal adalah pejabat’, sedangkan pada kalimat (2) ‘yang nakal adalah anak pejabat’.
Dengan begitu frase buku sejarah baru pada kalimat berikut.
(3) Ia membeli buku / sejarah baru
(4) Ia membeli buku sejarah / baru
Dengan perbedaan jeda yang agak lama antara buku dan sejarah (kalimat 3) dan antara buku dan sejarah (kalimat 4) makna kalimat itu berbeda. Pada kalimat (3) ‘yang baru adalah sejarahnya’, sedangkan pada kalimat (2) ‘yang baru adalah bukunya’
Jeda merupakan fonem dalam bahasa Indonesia. Apabila kita bandingkan satuan gramatik rekreasi dan re//kreasi, terlihat jelas terjadi perbedaan makna. Satuan gramatik rekreasi mempunyai makna ‘berwisata’, sedangkan satuan gramatik re//kreasi bermakna ‘kreasi ulang’. Perbedaan makna dua satuan gramatik tersebut terjadi karena hadirnya jeda pada re//kreasi. Dengan demikian jelaslah bahwa jeda merupakan fonem suprasegmental bahasa Indonesia (Sumadi, 2010)
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa jeda dalam bahasa Indonesia merupakan salah satu bunyi suprasegmental yang berfungsi sebagai pembeda makna. Dapat pula dikatakan bahwa jeda dalam bahasa Indonesia bersifat distingtif (pembeda makna).

2.2 MACAM JEDA ATAU PERSENDIAN DALAM BAHASA INDONESIA
Beberapa referensi menyatakan menyebutkan istilah jeda dengan istilah persendian. Dengan kata lain, jeda dikenal juga dengan istilah persendian. Jeda atau persendian berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus ujar. Disebut jeda karena adanya hentian itu, dan disebut persendian karena di tempat perhentian itulah terjadinya persambungan antara segmen yang satu dengan segmen yang lain. Jeda ada yang bersifat penuh juga ada yang sementara. Sedangkan jeda dibedakan karena adanya sendi dalam dan sendi luar. Sendi dalam merupakan jeda yang bersifat sementara. Sendi dalam menunjukkan batas antara satu suku kata dengan suku kata yang lain.
Contoh: /am+bil/ /lam+pu/ /pe+lak+sa+na/
Tanda (+) dalam pengucapan di atas menunjukkan jeda (sendi dalam). Sendi luar menunjukkan batas yang lebih besar dari
suku kata. Sendi luar memberi jeda antarkata dalam frase, antarfrase dalam klausa, dan antarkalimat dalam wacana. .
Macam jeda dan persendian yang penulis sampaikan, berdasarkan pendapat Uliyati (2009). Dalam penjenisan jeda dalam bahasa Indonesia, Uliyati membedakan antara istilah jeda dan sendi.

Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai macam jeda dan persendian dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
Sendi (Juncture) adalah peralihan dari satu bunyi ke bunyi yang lain dengan terdapat perhentian sejenak. Sendi berada dalam tataran kata.
Macam-macam sendi:
1. Sendi tutup (close juncture) yaitu sendi yang ada di dalam kata
2. Sendi buka (open juncture) yaitu sendi yang mengakhiri kata
3. Sendi buka dalam (internal open juncture) yaitu sendi buka yang menandai peralihan di dalam kata.
Contoh:
1. Kemeja
Sendi yang terjadi yaitu /ke/ dengan /me/ dan /me/ dengan /ja/.Sendi /ke/ dengan /me/ dan /me/ dengan /ja/ disebut sendi tutup.Sedangkan sendi sebelum /ke/ dan sesudah /ja/ disebut sendi buka.
2. Beruang → memiliki uang
Beruang → nama binatang
Sendi sebelum /u/ lebih panjang untuk kata pertama daripada kata kedua.
Simbol secara fonetis untuk menandakan sendi:
1. Sendi tutup → tanda palang (+)
2. Sendi buka → tanpa symbol
Misal: ke + meja (ia melempar uang logam ke meja itu)

Berdasarkan transkripsi fonetisnya, sendi dibedakan menjadi:
- Sendi tambah (+), yaitu jeda yang berada di antara dua suku kata. Ukuran panjangnya kurang dari satu fonem.
- Sendi tunggal (/), yaitu jeda yang berada di antara dua kata dalam frasa dengan ukuran panjang satu fonem.
- Sendi rangkap (//), yaitu jeda yang berada diantara dua fungsi unsur klausa atau kalimat, di antara subjek dan predikat.
- Sendi kepang rangkap (#), yaitu jeda yang berada sebelum dan sesudah tuturan sebagai tanda diawali dan diakhirinya tuturan.

Jeda adalah perhentian yang menandai batas terminal intonasi kalimat. Jeda berada dalam tataran kalimat.
Macam-macam jeda:
1. Jeda final yaitu perhentian berada di akhir kalimat dan menandai intonasi berakhir.
2. Jeda nonfinal yaitu perhentian berada di tengah kalimat yang menandai frase tertentu.
Notasi yang digunakan:
1. Jeda final → palang ganda ( # )
2. Jeda nonfinal → garis miring ( / )
Contoh:
# guru / baru datang #
# guru baru / datang #

2.3 PANDANGAN FONOLOGI PROSODI TERHADAP JEDA
Dalam pembahasan jeda bahasa Indonesia, pembahasan tentang fonologi prosodi terasa perlu. Hal ini dikarenakan jeda merupakan salah satu bunyi suprasegmental. Fonologi prosodi membahas tentang bunyi segmental yang pada pokok-pokok prosodinya diungkap mengenai bunyi suprasegmental terutama jeda. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai fonologi prosodi menurut Abied (2011) sebagai berikut.
Pada tahun (1890-1960) seorang guru besar pada Universitas London yang bernama John R. Firth telah mengemukakan sebuah teorinya mengenai fonologi prosodi. Karena itulah, teori yang dikembangkannya tersebut kemudian dikenal dengan nama aliran Porosodi; tetapi disamping itu dikenal pula dengan nama aliran firth, atau aliran Firthian, atau aliran London.
Fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Fonologi prosodi tersebut terdiri dari satuan-satuan fonematis berupa unsur-unsur segemental; yakni konsonan, vokal, sedangkan satuan prosodi berupa ciri-ciri atau sifat-sifat struktur yang lebih panjang daripada suatu segmen tunggal.
Aliran London atau biasa juga disebut fonologi prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Arti pada pokok tataran fonematis tersebut yaitu berupa unsur-unsur segmental.
Adapun pokok-pokok prosodi tersebut terbagi atas tiga macam yakni sebagai berikut:
1) Prosodi yang menyangkut gabungan fonem; struktur kata, struktur suku kata, gabungan konsonan dan gabungan vokal
2) Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda. Artinya jeda atau persendian mempunyai hubungan erat dengan hentian bunyi dalam arus ujar. Mengapa disebut jeda? Yakni karena ditempat perhentian itulah terjadinya persambungan antara segmen yang satu dengan segmen yang lainnya.
Jeda ini bersifat penuh dan dapat juga bersifat sementara, sedangkan sendi biasanya dibedakan adanya sendi dalam (internal juncture) atau sendi luar (open juncture), sendi dalam menunjukkan batas yang lebih besar dari segmen silabel. Dalam hal ini, biasanya dibedakan:
 Jeda antara kata dalam frase diberi tanda berupa garis miring tunggal (/)
 Jeda antara frase dalam klausa diberi tanda berupa garis miring ganda (//)
 Jeda antara kalimat dalam wacana diberi tanda berupa garis silang ganda (#)
Sehingga dapat diketahui bersama bahwa dalam bahasa Indonesia sangat penting karena tekanan dan jeda itu dapat mengubah makna kalimat.
3) Prosodi yang realisasi fonetisnya melampaui yang lebih besar dari pada fonem-fonem suprasegmental. Artinya bahwa arus ujaran merupakan tuntutan bunyi sambung bersambung terus menerus diselang-seling dengan jeda singkat atau jeda agak singkat, disertai dengan keras lembut bunyi, tinggi rendah bunyi, panjang pendek bunyi dan sebagainya. Dalam arus ujaran itu ada bunyi yang dapat disegmentasikan sehingga disebut bunyi segmental; tetapi berkenaan dengan keras lembut, panjang pendek, dan jeda bunyi tidak dapat disegmentasikan. Bagian dari bunyi tersebut disebut bunyi supra segmental atau prosodi. Dalam studi mengenai bunyi atau unsur suprasegmental ini biasanya dibedakan pula atas; tekanan atau stress, nada atau pitch, jeda atau persendian.

2.4 JEDA DALAM BAHASA INDONESIA TULIS
Sebagaimana pembahasan dalam latar belakang bahwa penggunaan jeda dalam bahasa Indonesia lisan lebih mudah diterapkan daripada dalam bahasa Indonesia tulis. Dalam bahasa Indonesia tulis, terlebih dalam tataran kalimat, perbedaan jeda sering menimbulkan kerancuan makna, kekaburan makna, atau makna ambigu.
Sebagai antisipasi hal tersebut, perlu dilakukan pengkajian mengenai tata bahasa tulis mengenai penggunaan jeda dalam bahasa Indonesia tulis. Mengingat jeda memiliki fungsi sebagai pembeda makna. Selain itu, yang lebih penting lagi adalah agar tidak terjadi kekaburan makna. Bunyi suprasegmental lain seperti nada, sudah memiliki aturan mengenai penulisannya. Untuk menunjukkan nada tanya, menggunakan tanda tanya (?), untuk menunjukkan kalimat seru, perintah menggunkan tanda seru (!), dan untuk menunjukkan kalimat berita menggunakan tanda titik (.). Sedangkan untuk penulisan bunyi suprasegmental yang berupa jeda dalam bahasa Indonesia masih belum jelas.
Untuk mengkaji penggunaan jeda dalam bahasa Indonesia tulis perlu dikaji terlebih daulu mengenai tanda baca. Tanda baca merupakan bunyi suprasegmental dalam bahasa lisan. Bunyi suprasegmental merupakan fonem karena membedakan makna. Selain mengenal huruf sebagian grafem, dalam bahasa Indonesia juga mengenal 15 tanda baca. Tanda bunyi tersebut yaitu sebagai berikut.


a. titik
b. koma
c. titik koma
d. titik dua
e. tanda hubung
f. tanda pisah
g. tanda elipsis
h. tanda tanya
i. tanda seru
j. tanda kurung
k. tanda kurung siku
l. tanda petik
m. tanda petik tunggal
n. tanda garis miring
Dari kelima belas tanda baca yang ada dalam bahasa Indonesia, tidak semuanya bisa digunakan untuk member tanda adanya jeda. Dari kelimabelas tanda di atas, terdapat beberapa tanda baca yang bisa digunakan untuk menandakan adanya jeda.

2.4.1 Tanda Titik
Dalam EYD, penggunaan tanda titik sebagai berikut:
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkanwaktu.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Berdasarkan penjelasan di atas, tanda titik dalam penjedaan ini mengacu pada pola pertama. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Sudah cukup jelas bahwa tanda titik bisa dipakai dalam penulisan jeda yang bersifat final. Tanda ini selalu digunakan pada setiap akhir kalimat berita.

2.4.2 Tanda Hubung
Muslich (2008:115) mengemukakan bahwa dalam penulisan, untuk membedakan kekaburan makna pada frase-frase diberi tanda hubung (-) diantara kata yang merupakan penjelas langsungnya. Perhatikan perbedaan jeda pada kalimat berikut.
(1) Anak / pejabat yang nakal itu telah dimejahijaukan.
(2) Anak pejabat / yang nakal itu telah dimejahijaukan.
(3) Ia membeli buku / sejarah baru
(4) Ia membeli buku sejarah / baru
Dengan demikian, keempat frase pada kalimat tersebut ditulis sebagai berikut.
(1a) Anak - pejabat yang nakal itu telah dimejahijaukan.
(2a) Anak pejabat - yang nakal itu telah dimejahijaukan.
(3a) Ia membeli buku - sejarah baru.
(4a) Ia membeli buku sejarah - baru.
Adapun penggunaan tanda hubung yang terdapat dalam pedoman umum ejaan yang disempurnakan (EYD) sebagai berikut.
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
3. Tanda hubung meyambung unsur-unsur kata ulang.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatanberhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Berdasarkan penjelaan di atas, penggunaan tanda hubung yang digunakan untuk menghindari kekaburan makna tidak terdapat dalam pedoman umum ejaan yang disempurnakan (EYD). Dari ketujuh pola penggunaan tanda hubung dalam EYD, penggunaan tanda hubung untuk menghindari kekaburan makna bisa hampir bisa dikategorikan dalam pola ke-lima sebagai berikut.
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya:
ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 x 5.000), tanggung jawab-dan
kesetiakawanan-sosial
Bandingkan dengan:
Be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25.000), tanggung jawab dan
kesetiakawanan sosial
Dalam pola ke-lima tersebut tanda hubung boleh dipakai unuk memperjelas dua hal, yakni hubungan bagian kata atau ungkapan dan penghilangan bagian kelompok kata. Dalam pola ke-lima tersebut bisa ditambahkan satu pemerian lagi, sehingga berbunyi sebagai berikut.
Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata (iii) hubungan kata dalam kalimat untuk menghindari makna ambigu.
Misalnya:
Dosen - baru datang.
Dosen baru – datang.

2.4.3 Tanda Koma
Selain tanda hubung (-), penggunaan jeda dalam bahasa Indonesia tulis bisa menggunakan penulisan tanda koma. Adapun pola penggunaan tanda koma (,) dalam pedoman EYD ialah sebagai berikut.
1. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, atau melainkan.
a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului indukn kalimatnya.
b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
3. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
4. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
6. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
7. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
8. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. 9. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
10. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
11. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
12.Tanda koma dapat dipakai―untuk menghindari salah baca―di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
13. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.
Dalam penjabaran penggunaan tanda koma di atas, pada pola ke-dua belas dinyatakan bahwa tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca. Salah baca bisa diartikan sebagai kekaburan makna, kerancuan makna, atau makna ambigu. Hal ini menunjukkan bahwa tanda koma bisa digunakan untuk menggantikan jeda dalam bahasa Indonesia tulis. Penggunaaan tanda koma ini terasa lebih efektif digunakan daripada penggunaan tanda hubung.
Misalnya:
Siti / istri / pak lurah yang baru itu / cantik.
Siti/ istri pak lurah / yang baru itu / cantik.
Kalimat-kalimat tersebut berubah menjadi sebagai berikut.
Siti, istri pak lurah yang baru itu, cantik.
Siti, istri pak lurah, yang baru itu, cantik.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam penulisannya, jeda dalam bahsa Indonesia bisa menggunakan tanda baca titik (.), tanda baca hubung (-), dan tanda baca koma (,).


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Jeda dalam bahasa Indonesia terasa lebih fungsional jika dibandingkan dengan unsur suprasegmental lainnya. Jeda berfunsi sebagai pembeda makna. Jeda atau persendiaan ini memiliki macam-macam bentuk, antara lain jeda final dan jeda non final.
Dalam tataran kalimat, penggunaaan jeda dalam bahasa Indonesia tulis sering menimbulkan kekaburan makna. Oleh karena itu, penulis memberikan solusi penggunaan tanda hubung atau tanda koma pada kalimat yang berpeluang menimbulkan kalimat ambigu. Dalam penulisannya, jeda final ditulis dengan tanda titik. Sedangkan untuk jeda non final dapat menggunakan tanda hubung atau tanda koma.

3.2 SARAN
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca adalah sebagai berikut.
1. Bahasa memiliki suatu aturan tata bahasa yang seharusnya ditaati oleh para penggunanya. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia sudah sepatutnya memperhatikan aturan tersebut seperti aturan jeda dalam berbicara.
2. Jeda dalam bahasa Indonesia tulis lebih sulit daripada jeda dalam bahasa Indonesia lisan. Oleh karena itu, perhatikanlah aturan tata tulis dalam penggunaan jeda agar tidak terjadi kekaburan makna.

MATAKULIAH: BICARA DIALOGIS


100 Unik Fakta Dunia

Sumber:

Oliph. 2009. Fakta Dunia: Unik. (Online). Diakses tanggal 16 Maret 2011. (http//www.oliph.blogspot.com).

1. Sebelum Masehi bahasa inggrisnya adalah B.C (Before Christ). Setelah Masehi adalah A.D (Anno Domini)
2. Ikan hiu kehilangan gigi lebih dari 6000 buah setiap tahun, dan gigi barunya tumbuh dalam waktu 24 jam
3. Julius Caesar tewas dengan 23 tikaman
4. Nama mobil Nissan berasal dari bahasa jepang Ni : 2 dan San : 3. Nissan : 23
5. Jerapah dan tikus bisa bertahan hidup lebih lama tanpa air dari pada unta
6. Perut memproduksi lapisan lendir setiap dua minggu agar perut tidak mencerna organnya sendiri.
7. 98% dari perkosaan dan pembunuhan dilakukan oleh keluarga dekat atau teman korban.
8. Semut dapat mengangkat beban 50 kali tubuhnya
9. Deklarasi Kemerdekaan Amerika ditulis diatas kertas marijuana
10. Titik diatas huruf i disebut 'title'
11. Sebutir kismis yang dijatuhkan kedalam gelas berisi sampanye segar akan bergerak naik turun dalam gelas
12. Benjamin Franklin anak bungsu dari orangtua bungsu keturunan ke 5 dalam keluarga bungsu.
13. Triskaidekaphobia adalah ketakutan pada 13. Paraskevidekatriaph obia adalah ketekukan pada hari jumat tanggal 13 (bisa terjadi antara 1-3 kali setahun). di Italia, 17 adalah angka sial. di Jepang angka sial adalah 4
14. Lidah jerapah panjangnya sekitar 50 cm
15. Mulut menghasilkan 1 liter ludah setiap hari
16. Kita bernafas kira-kira 23.000 kali setiap hari
17. Kata ZIP (kode pos) adalah kepanjangan dari 'Zoning Improvement Plan'.
18. Coca-Cola mengandung Coca (yang merupakan zat aktif pada kokain) dari tahun 1885 sampai 1903.
19. Rata-rata kita bicara 5000 kata tiap hari (walaupun 80% nya kita bicara pada diri sendiri)
20. Seandainya kuota air dalam tubuh kita berkurang 1%, kita langsung merasa haus
21. 4 simbol raja pada kartu remi melambangkan 4 raja yang etrkenal di jaman masing-masing: Sekop = David/Raja Daud ; Keriting = Alexander the Great/Iskandar Agung ; Hati = Charlemagne/ Raja Prancis ; Wajik =Julius Caesar
22. Seumur hidup kita meminum air sebanyak kurang lebih 75.000 liter
23. Setiap orang, termasuk kembar identik, sidik jari dan tekstur lidahnya tidak ada yang sama.
24. Titik merah pada 7-Up logo berasal dari penemunya yang bermata merah. Dia seorang albino.
25. Pria kehilangan 40 helai rambut tiap hari. wanita 70 helai.
26. Tanda 'save' pada Microsoft Office programs menunjukan gambar floppy disk dengan shutter terbalik
27. Albert Einstein dan Charles Darwin,keduanya menikah dengan sepupu pertama mereka (Elsa Löwenthal dan Emma Wedgewood).
28. Unta punya 3 kelopak mata.
29. Sehelai rambut di kepala kita mempunyai masa tumbuh 2 sampai 6 tahun sebelum diganti dengan rambut baru
30. Seseorang masih akan sadar selama 8 detik setelah dipenggal
31. Otot yang bekerja paling cepat ditubuh kita adalah otot dikelopak mata yang membuat kita berkedip. kita bisa berkedip 5kali dalam sedetik
32. Coklat dapat membunuh anjing,karena langsung mempengaruhi jantung dan susunan syarafnya
33. Tanpa dicampur ludah di dalam mulut, kita tidak akan merasakan rasa makanan
34. Kuku jari tangan tumbuh 4kali lebih cepat daripada kuku kaki
35. 13% orang di dunia adalah kidal
36. Hampir semua lipstik mengandung sisik ikan
37. Bayi yang baru lahir berat kepalanya 1/4 dari berat tubuhnya
38. Kita sebenarnya melihat dengan otak. mata hanya berupa kamera yang mengirim data ke otak. 1/4 bagian dari otak digunakan untuk mengatur kerja mata
39. Kalajengking bisa dibunuh dengan menyiramnya dengan cuka,mereka akan murka dan menyengat dirinya sendiri
40. Tahun 1830an saus tomat biasa dijual sebagai obat.
41. Tiga monyet bijak punya nama: Mizaru (See no evil), Mikazaru (Hear no evil), and Mazaru (Speak no evil).
42. India mempunyai Undang-undang hak untuk sapi
43. Jika bersin terlalu keras dapat meretakkan tulang iga. JIka mencoba menahan bersin, bisa mengalami pecah pembuluh nadi di kepala dan leher trus mati . jika memaksa mata terbuka saat bersin, bola mata bisa meloncat keluar.
44. Nama negara Filipina berasal dari nama Raja Phillip
45. Saudi Arabia berasal dari nama Raja Saud
46. Anak-anak mempunyai 20 gigi awal. Orang dewasa punya 32
47. Karena langkanya logam, piala Oscars yang dibagikan pada perang dunia ke II terbuat dari kayu
48. Setiap Siklus 11 tahun, kutub magnet pada matahari bertukar tempat. Siklus ini makan "Solarmax".
49. Ada 318,979,564,000 kemungkinan kombinasi pembukaan pertama pada catur.
50. Ada lebih dari 300 bakteri pembentuk karang gigi
51. Macan adalah anggota terbesar dalam keluarga kucing
52. Nomer "172" dapat ditemukan pada uang kertas 5 dollar amerika, pada gambar semak-semak dibawah Lincoln Memorial.
53. Pohon kelapa membunuh 150 orang tiap tahun. Lebih banyak daripada hiu
54. Pada poster film 'Pretty Woman' Julia Robets terlalu pendek untuk bisa sejajar dengan Richard Gere. Maka digunakan model Shelley Michelle sebagai tubuh Julia.
55. Daerah kutub kehilangan matahari selama 186 hari dalam setahun
56. Kode Telephone Internasional untuk Antartica adalah 672.
57. Bom pertama sekutu dijatuhkan di Berlin pada perang dunia ke II. Membunuh satu-satunya gajah di Kebun Binatang Berlin.
58. Rata-rata hujan jatuh dengan kecepatan 7 mil per jam
59. Butuh 10 tahun bagi Leonardo Da Vinci untuk melukis Mona Lisa. Lukisan itu tidak ditandai dan di beri tanggal. Leonardo dan Mona mempunya susunan tulang yang persis sama dan menurut sinar X, ada 3 versi lukisan dibawah lukisan itu.
60. Nama dari kembar gemini adalah Castor dan Pullox
61. Gerakan Bruce Lee sangat cepat sehingga mereka harus melambatkan filem agar kita bisa melihat semua gerakannya.
62. Satu kilo dari berat badan kita mengandung 7000 kalori
63. Darah sama kental dengan air laut
64. Air laut di samudra Atlantik lebih asin dari pada di samudra Pasifik
65. Topeng tokoh Michael Myers di film horor 'Helloween' sebenernya topeng tokoh Captain Kirk (Star Trek) yang di cat putih, karena kurang dana
66. Nama asli butterfly (kupu-kupu) adalah flutterby.
67. Bayi lahir setiap 7 detik
68. Satu dari 14 wanita Amerika berambut pirang asli. Prianya hanya satu dari 17
69. The Olympic adalah saudara dari kapal Titanic, dan melayani dengan selamat selama 25 tahun.
70. Saat Titanic karam, 2228 orang ada di dalamnya. Hanya 706 yang selamat
71. Di Amerika, seseorang didiagnosa menderita AIDS tiap 10 menit. Di Afrika, seseorang meninggal karena AIDS tipa 10 menit
72. Sampai usia 6 bulan, bayi bisa menelan dan bernapas secara bersamaan. Orang dewasa tidak bisa
73. Alasan kenapa diiklan jam kebanyakan jarum menunjuk pukul 10.10, karena jam seperti sedang tersenyum
74. Tiap tahun bulan menjauh 3.82 cm dari bumi
75. Saat kita bertahan hidup dan tidak ada bahan makanan, sabuk kulit dan sepatu keds adalah makanan terbaik untuk dimakan karena mengandung cukup gizi untuk hidup sementara.
76. Dalam satu tetes air mengandung 50 juta bakteri
77. Dengan menaikan kaki pelan2 dan berbaring tenang dengan punggung lurus, kita tidak akan tenggelam di pasir hisap.
78. Satu dari 10 orang hidup di suatu pulau
79. Memakan seledri membuang kalori lebih banyak dari pada kalori yang terkandung dalam seledri itu sendiri
80. Lobster dapat hidup selama 100 tahun
81. Permen karet tidak dijual di Disney Land
82. Mangunyah permen karet saat mengupas bawang mencegah kita menangis
83. Rahang kucing gak bisa bergerak kekiri dan kanan
84. Nama Artic (kutub utara) berarti beruang dalam bahasa Yunani (Arktos), dan memang beruang kutub hanya ada di kutub utara
85. Jika kira berdiri di dasar sumur, kita bisa melihat bintang walaupun di siang hari
86. Suara yang kita dengar dari dalam kerang bukan suara ombak laut, tapi suara aliran darah dalam kepala kita.
87. Orang lbh banyak yang menderita ketakutan pada ruang terbuka (kenophobia) daripada ketakukan pada ruang tertutup (claustrophobia) .
88. Tehnik mengaduk terbaik bukan dengan gerakan memutar, tapi dengan gerakan huruf W
89. Adegan band yang terus bermain musik saat Titanic tenggelam adalah kisah nyata
90. Buku Guinness Book of Records memegang rekor sebagai buku yang paling banyak dicuri dari perpustakaan
91. 35% dari orang yang ikut kontak jodoh lewat internet, sudah menikah
92. CocaCola dulu berwarna hijau
93. Secara fisik, babi tidak bisa melihat ke langit
94. Semua beruang kutub kidal
95. Kelelawar selalu belok kiri jika terbang keluar gua
96. Jim Henson pertama kali memakai kata "Muppet". Kombinasi dari "marionette" dan "puppet."
97. Gajah satu-satunya hewan yang tidak bisa meloncat
98. The Michelin man (figur berbaju dan bertopi putih diiklan Michelin) bernama Mr. Bib. nama aslinya Bibendum pada iklan pertama tahun 1896.
99. Kita tidak bisa menjilat siku kita sendiri
100. Kata "lethologica" menggambarkan saat dimana kita tidak bisa mengingat apa yang kita inginkan.

Selasa, 12 Juli 2011

LINGUISTIK UMUM (ILMU BAHASA)

RESUME LINGUISTIK UMUM


 Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Linguistik Umum
yang dibina oleh  Drs. Bustanul Arifin, S.H. M.Hum




Oleh
Binti Mariatul K
100211400459
Offering A










UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
Desember 2010
RESUME MATAKULIAH LINGUISTIK UMUM
1.        BAHASA
1.1  Pengertian Bahasa
Bahasa adalah lambang bunyi yang arbiter yaitu dihasilkan oleh alat ucap manusia yang bersifat oral dan noninstingtif.
·         Lambang  yaitu sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain
·         Arbiter/anomali/tidak asosiatif atau tidak beraturan, bunyi dan bendanya tidak ada hubungan
·         Plato, bunyi bahasa bersifat asosiatif
·         Transitory (fana)
·         Non instingtif (naluri), bahasa harus dipelajari reference/acuan. Bersifat arbiter, contoh hewan berkaki empat yang bersuara meong berarbiter menjadi nama kucing.
1.2 Perkembangan Bahasa
·         Idiografi
·         Piktografis
·         Silabis
·         Fonemis
1.3 Hakikat Bahasa
Ø  Bahasa itu adalah sebuah sistem yaitu dibentuk oleh sebuah unsur atau komponen yang satu dengan yang lainya saling berhubungan secara fungsional.
Ø  Bahasa adalah lambang yaitu ciri kode sebagai tanda adalah adanya sistem, baik berupa simbol, sinyal, maupun gerak isyarat yang dapat mwakili perasaan, ide, benda, dan tindakan yang disepakati untuk maaksud tertentu.
Ø  Bahasa adalah bunyi yaitu sistem bahasa itu berupa lambang yang wujudnyaberupa bunyi. Bunyi bukan berarti bahasa, karena bunyi bisa datang dari benda selain lat ucap manusia, sedangkan bahasa itu sendiri adalah bunyi yang dihasilkan dengan alat ucap manusia.
Ø  Bahasa itu bermakna yaitu sebagai lambang tentu ada yang dilambangkan, maka yang dilambangkan itu adalah suatu pengertian, suatu konsep, ide, atau suatu pikiran yang disampaikan dalam bentuk bunyi itu dan bunyi tersebut tentu terdapat makna dari suatu pikiran yang disampaikan.
Ø  Bahasa itu arbiter yaitu tida adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (berwujud bunyi itu) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
Ø  Bahasa itu konvensional yaitu bahwa semua anggota masyarakat bahasa itu mematuhi konvensi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mewakili konsep yang diwakilinya.
Ø  Bahasa itu produktif yaitu meskiun unsur-unsur bahasa tu terbatas , tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat dengan satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak terbatas, meski dengan relatif, sesai dengan sistem yang berlaku dalam bahasa itu.
Ø  Bahasa itu bersifat unik, artinya setiap bahasa memiliki ciri khas sendiri yang tidak diiliki oleh bahasa lainya, menyangkut bunyi sistem, sistem pembntukan kata, pembentukan kalimat, atau sistem-sistem lainya.
Ø  Bahasa itu  universal yaitu ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa didunia ini.
Ø  Bahasa itu dinamis yaitu karena keterkaitan bahasa dengan manusia, sedang dalam kehidupanya kegiatan manusia itu tidak tetap dan slalu berubah  maka bahasa itu ju ikut berubah, menjadi tidak tetap tidak statis
Ø  Bahasa itu variasi yaitu bahasa itu bermacam-macam menurut dialek, idiolek dn ragamnya. Sesuai dengan derah dan situasi tempat dn kedaanya.
Ø  Bahasa itu manusiawi, maksudnya bahwa bahasa itu hanya milik manusia karena hanya bisa diucpkan dengan alat ucap manusia dn dipahami oleh manusia pula.
1.4 Elemen Bahasa
Elemen bahasa              bentuk bunyi segmental (unsur)            [fon, fonem, suku kata (fonologi). Morfem, kata(morfologi).  Frasa, klausa, kalimat (sintaksis). wacana ]
                                      Bunyi suprasegmental: Intonasi (berita, tanya, seru), kinesis (mimik, gestur, postur), Proxemics/jarak tatap muka (dekat 6 cm, sedang 2-3 m, jauh lebih dari 50 m biasanya non verbal/tidak ada suara).
Makna (semantik), contoh pelacur = PSK, Kelaparan = busung lapar.
1.5 Karakteristik bahasa
1.         Oral
2.         Sistemis, bahasa memiliki kaidah atau pola
3.      Sistematis, ada suatu sistem yang membangun
4.    Beragam,/tidak monolitik
Dilihat dari wilayah (dialek) dan tingkat keformalan,
·         Frozen: beku
·         Standar/resmi: baku, ukuranya bersifat sosiolinguistik
·         Konsultative:  usaha bisnis
·         Casual: santai
·         Intimate: akarab
·         Honomtic: penghormatan. Contoh wafat
5.    Universal dan unik
          ü   Universal terdiri dari V+konsonan, berlagu?intonasi, memiliki satuan lingual.
          ü   Unik: ciri khas yang tidak bisa dimiliki oleh bahasa lain
6.    Berkembang
7.    Produktif dan  kreatif
          ü   Produktif : Dari lima pola kalimat dasar menjadi kalimat tak terbatas.
          ü   Kreatif: Menciptakan bentuk baru dari pola yang ada.
8.    Tidak dibatasi oleh waktu dan tempat
9.    Netral, tidak ada yang baik dan buruk
10.                          Komplit
1.6 Fungsi bahasa
v  Fungsi primer sebagai alat komunikasi
v  Fungsisekunder
1.      Fungsi personal: untuk dihargai, menandai kehadiran kita.
2.      Fungsi interpersonal/fungsi sosial: membuat kohesi sosial.
3.      Fungsi direktif: untuk memerintah (memohon).
4.      Fungsi imajinatif/estetis: membuat puisi.
5.      Fungsi fatis(phatic): sebagai sarana basa-basi,  jika tidak melaksanakan akan mendapat sanksi sosial.
6.      Fungsi referensial: sebagai alat untuk memberi benda diri manusia.
Meminjam bahasa asing yang lebih singkat
1.7 Pilihan dikotomi tentang bahasa
      Dikotomi yaitu, dua kutub yang berlainan, contoh: kaya miskin.
1.Langue vs paraloe, oleh ferdinan de surve Prancis .
·         Langue, sistem bahasa yang mengendap dibenak kita. Langue suatu bahasa tertentu seperti bahasa inggris, bahasa Jerman atau bahasa Jawa.
Sifat: sistem, abstrak, kesan, ada dibenak.
·         Parole, realisasi langue, konkrit, tak terbatas.
Parole adalah bahasa dengan wujudnya yang nyata, konkret yaitu berupa bunyi ujaran.
2. Relasi sintagmatis vs R Paradigmatis
·         RS, hubungan antar unsur bahasa yang hadir, membangun struktur yang ada, membangun makna.  Hubungan satuan-satuan kebahasaan secara mendatar (struktur). Contoh: ali makan nasi ( S P O ).
·         RP, dihubungkan dengan yang diasosiakan , inabsentia, sistem. Hubungan satuan-satuan kebahasaan secara menegak (sistem).
3.Kompetensi VS Performasi
·         Kompetensi bisa diibaratkan seperti langue
·         Suatu saat kaidah bisa berubah sesuai dengan parol-parol.
4.Struktur lahir (deep structure) VS Struktur batin (surfase truc)
·         Semantical enconding           
·         Gramatical enconding
·         Phonological enconding
·         Phonological decoding
·         Gramatical decoding
·         Semantical decoding
Deep dan surface ini digunakan untuk menjelaskan kalimat ambigu.
Feedback (verbal dan non verbal). Semantical: menata bahasa, memahami bahasa, pesan.
1.8 Teori Asal Mula Bahasa
1.      Teori tekanan sosial, kebutuhan masyarakat untuk bersosial berkomunikasi. Contoh: kalu seseorang itu lahir ditengah pulau tanpa penghuni tidak mungkin bisa berbahasa.
2.      Teori ekoik (gema), manusia berbahasa karena mengikuti gema alam. Menurut teori ini kata yang paling awal adalah kata seru.
3.      Teori interjeksi. Atas dasar insting muncul bunyi bahasa.
4.      Teori isyarat,
5.      Teori tuhan , islam (Al-baqarah:33, Arrum:22), nasrani (kitab kejadian(genesis) pasal 2:19), hindu (dewi saraswati/istri dewa brahma).

2.      LINGUISTIK SEBAGAI ILMU
2.1 Ciri Linguistik Sebagai Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dari ilmiah, berfikir secara sistematis dan metodelogis.
ü  Deduktif , dikemukakan Aristoteles 500 SM tentang silogisme (premis mayor, premis minor, kesimpulan).
Kelemahan teori ini terletak pada premis mayor karena tidak bisa dibuktikan kebenranya. Kalaun premis mayornya tidak ada tapi premis minornya ada maka tidak dapat diambil kesimpulan.
ü  Induktif (teori ditemukan setelah fakta muncul) oleh Franci Bacon.
Kelemahanya jika semua data dikumpulkan maka sulit membuat kesimpulan, indra kita terbatas.
ü  Teori Darwin (logika-hipotico-verifikatif)
Darwin membaca buku Mathus, “makhluk hidup mati dan berkembang karena seleksi alam” evolusi 1836-1837.
2.2 Ciri-Ciri Ilmu Linguistik
1.      Obyektif
2.      Empiris(berbasis data, bisa dilihat, tidak gaib)
3.      Akumulatif
4.      Sistematis
2.3 Ciri Umum Linguistik
1.      Sajian bahasa itu deskriptif bukan preskriptif. Jika kita mengkaji bahasa itu diaji apa adanya, menggambarkan. Tapi kalau dalam kelas gunakan preskriptif untuk membenarkan bahasa yang salah.
2.      Ilmu bahasa mengkaji bahasa secara analisis. Bahasa tersebut tidak menganalisis bahasa dengan bahasa yang lain.
3.      Bahasa dianggap sebagai sesuatu yang dinamis.
2.4 Bidang Kajian Linguistik
Bidang teoretis:
1.      Teori linguistik: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, wacana
2.      Linguistik deskriptif
3.      Linguistik historis komparatif
Bidang interdisipliner
1.      Fonetik
2.      Stilistika
3.      Filsafat bahasa
4.      Psikolinguistik
5.      Sosiolinguistik
6.      Etnolinguistik
7.      Filologi
8.      Semiotika
9.      Pengajaran bahasa
10.  Penerjemahan
11.  Fonetik terapan
12.  Sosiolinguistik terapan
13.  Pembinaan bahasa internasional
14.  Linguistik medis
15.  Mekanolinguistik


3.FONOLOGI
3.1 Pengertian Fonologi
      Harimurti Kridalaksana (Kamus Linguistik)/KBI
Bidang linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
      Wikipedia
Ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan distribusinya.
3.1 Bidang Kajian Fonologi
         Fonetik
         Artikulatoris
         Akustik
         Auditoris
         Fonemik
3.2 Kedudukan Fonologi
         Fonologi dalam Morfologi
         Konsentrasi analisis internal kata
         Afiksasi,  misal me-N + ...
         Fonologi dalam Sintaksis
         Konsentrasi analisis tataran kalimat
         Kamu di sini. (berita, perintah, tanya)
         Fonologi dalam Semantik
         [tahu], [tau]  à membedakan makna
         Duduk à [dudU?], dUdU? à tidak membedakan makna
         Fonologi dalam Leksikografi
         Penyusunan kamus
         Cara pengucapan à transkripsi fonetis
3.4 Manfaat Fonologi
         Ejaan à peraturan penggambaran/pelafalan bunyi ujar suatu bahasa
         Bunyi ujar:
         Segmental: vokal, konsonan, diftong, kluster
         Suprasegmental: intonasi, jeda, tekanan,  nada, ekspresi, kinesik
         Segmental
         melambangkan bunyi ujar ke bentuk tulisan/huruf
         Menuliskan bunyi ujar dalam bentuk kata, frase, klausa, kalimat, pemennggalan kata, nama orang
         Suprasegmental à tanda baca/pungtuasi à intonasi, jeda, tekanan, nada
3.5 Fonetik
     3.5.1 Pengertian Fonetik
         Ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa
         Ilmu intersdisipliner linguistik dengan fisika, anatomi, dan psikologi
         Sistem bunyi suatu bahasa
         Fonetik artikulatoris à alat-alat ucap menghasilkan bunyi bahasa à penting ahli bahasa, peneliti bahasa, pengajar bahasa à pengucapan, pencatatan
         Fonetik akustik àbunyi bahasa bahasa sebagai gelombang bunyi à matematika, fisika à frekuensi, intensitas, waktu dari bunyi bahasa tertentu
         Fonetik auditoris à bunyi bahasa yang diterima pendengar à ahli syaraf à indera pendengaran
         Sistem fonem suatu bahasa
         Prosedur untuk menentukan fonem suatu bahasa
         Penyelidikan mengenai sistem fonem suatu bahasa
         Fonem: satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna
         Fonemis: berbeda dipandang dari sudut fonologi suatu bahasa tentang bunyi-bunyi yang berbeda karena mampu menyatakan kontras makna
         Definisi
         bunyi-bunyi yang merupakan realisasi suatu fonem (Kentjono, 1990:32)
         varian fonem berdasarkan posisi (Kridalaksana, 2008:10)
         varian fonem berdasarkan posisi di dalam kata (KBI)
         Contoh:
         Fonem /i/ mempunyai alofon [i] (dalam cita), [I] (dalam tarik), [î] (dalam ingkar), dan [i:] (dalam kali)
         Definisi: 1 urutan fonem yg dimungkinkan dl suatu bahasa; 2 deskripsi tt urutan fonem (KBI)
         Tiap bahasa memiliki ciri khas fonotaktik à rangkaian fonem untuk membentuk satuan fonologi s yang lebih besar
         Bahasa Indonesia memiliki pola suku kata
         V, VK, KVK
         KKV, KKVK, KVKK, KKVKK, KKKV, KKKVK
         Bahasa Indonesia tidak memiliki suku kata berkahir /c/ dan /j/, Bahasa Inggris punya
         Bahasa Inggris tidak memiliki /h/ à nyata
         Bahasa Jawa à mbr-, mbl-, mby-, ndr-
         Bahasa Inggris à str-, skr-, spr-, spl-

4.                  MORFOLOGI
4.1 Definisi Morfologi
Berasal dari morphologie (Yunani), yaitu
morphe à bentuk
logos à ilmu
Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
Contoh:
berhak = ber- + hak
undo = un- +do
berhak dan undo à polimorfemis
ber- dan un- à monomorfemis           
     4.2 Definisi Morfem                        
    1. suatu bentuk bahasa yang tidak mengandung bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain, baik bunyi maupun maknanya. (Bloomfield, 1974)
    2. unsur-unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur suatu bahasa
    3. unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa.
Jadi, morfem adalah satuan gramatik yang terkecil yang mempunyai makna, baik makna leksikal maupun makna gramatikal.
Contoh:
memperbesar = mem- perbesar
                                     per-besar
                                            be-sar > tidak bermakna
mem-, per-, dan besar > morfem
Analisis:
besar          > 1 morfem bebas
mem-, per- > 2 morfem terikat
   4.3 Klasifikasi Morfem
  1. Morfem Bebas dan Morfem Terikat
Morfem bebas àpotensial berdiri sendiri, contoh:  rumah, bagus, pulang, makan
Morfem terikat à selalu terikat dengan bentuk lain, contoh:
semua afiks à prefiks, infiks, sufiks, konfiks
  1. Catatan morfem terikat à selalu terikat dengan bentuk lain, contoh:
juang, henti, gaul, baur à prakategorial (Verhaar, ‘78)
baca, tulis, tendang àprakategorial, muncul dalam kalimat imperatif
renta (tua renta), kerontang (kering kerantang), bugar (segar bugar)
ke-, dari, pada, dan kalau, atau à morfem bebas dari ecara morfologi, morfem terikat secara sintaksis
  1. Morfem Utuh dan Morfem Terbagi à kesatuan yang utuh atau dua bagian yang terpisah/terbagi karena disisipi morfem lain
Morfem utuh à morfem dasar bebas, contoh:
meja, kursi, laut à morfem bebas
ter-, ber- à morfem terikat
Morfem terbagi à morfem yang terdiri atas dua bagian terpisah, contoh:
kesatuan à morfem utuh {satu}, morfem terbagi {ke-/-an}
konfiks dan infiks à morfem terbagi
  1. Morfem Segmental dan Morfem Suprasegmental
Morfem Segmental à dibentuk fonem-fonem segmental, contoh morfem {lihat}, {sikat}, {lah}, {ber} à semua morfem berwujud bunyi adaah morfem segmental
Morfem Suprasegmental àdibentuk unsur suprasegmental: tekanan, nada, durasi, dan sebagainya, contoh  Bahasa Ngbaka di Kongo Utara
  1. Morfem Beralomorf Zero
Kakek membeli ganja.                        
Nenek menulis surat  cinta
Kakek membaca majalah Playboy.
Jordan makan pecel.
Kakek minum susu.
  1. Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tidak Bermakna Leksikal
Morfem yang bermakna leksikal à satuan dasar bagi terbentuknya kata à merupakan leksem (bahan dasar yang setelah mengalami pengolahan gramatikal menjadi kata ke dalam subsistem gramatika)
            Contoh: morfem {sekolah}. berarti ‘tempat belajar’.
Morfem yang tak bermakna leksikal berupa morfem imbuhan,
            Contoh : {ber-}, {ter-}, dan {se-}
      Morfem-morfem ini bermakna jika berada dalam pemakaian. Contoh: {bersepatu} berarti ‘memakai sepatu’.
  1. Morfem Monofonemis dan Polifonemis
Morfem Monofonemis
            > morfem yang terdiri dari satu fonem.
            Contoh: morfem {-i} pada kata datangi  (Indonesia)
                              morfem{a} pada kata asystematic (Inggris)
Morfem Polifonemis
            > morfem yang terdiri dari dua, tiga, dan empat fonem.
            Contoh: morfem {un-} berarti ‘tidak’ (Inggris)
                              morfem {se-} berarti ‘satu, sama’ (Indonesia)
  1. Morfem Aditif, Replasif, dan Substraktif
Morfem Aditif:  morfem yang ditambah atau ditambahkan.
            Contoh: mengaji, berbaju (Indonesia), childhood, houses (Inggris)
Morfem Replasif: morfem yang bersifat penggantian
            Contoh: terdapat morfem penggantian yang menandai jamak.
                              {fut} à {fi:t}.morfem {un-} berarti ‘tidak’ (Inggris)
Morfem Substraktif : morfem yang alomorfnya terbentuk dari hasil pengurangan terhadap unsur (fonem) yang terdapat morf yang lain.
            Biasanya terdapat dalam bahasa Perancis.
    4.4 Definisi Kata
satuan terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata-kata yang terbentuk dari gabungan huruf  atau morfem baru kita akui sebagai kata bila bentuk itu sudah mempunyai makna. (Lahmudin Finoza).
morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. (Kridalaksana).
Jadi, kata adalah satuan terkecil sebagai bentuk bebas dan bermakna.
    4.5 Pembentukan Kata
Untuk dapat digunakan di dalam kalimat, tiap bentuk dasar dibentuk menjadi sebuah kata gramatikal melalui
  1. proses afiksasi -->prefiks, infiks, sufiks, konfiks
  2. proses reduplikasi àdwilingga (meja-meja), dwilingga salin suara (bolak-balik), dwipurwa (lelaki), dwiwasana (cengengesan à cenges ‘tertawa’), trilingga (dag-dig-dug)
  3. proses komposisi à hasil penggabungan morfem dasar à lalu lintas, daya juang, rumah sakit
    1. inflektif: bahasa Latih à amo (aku mencintai), amabam (aku [dulu sedang] mencintai, amabo (aku akan mencintai), amavi (aku [telah] mencintai), amaveram (aku s[ebelumnya sudah] mencintai, amavero (aku akan [berada dalam keadaan] mencintai
    2. derivatif àmembentuk kata baru à sing, singer | slow, slowly | air, mengairi | pakaian, berpakaian
  4. Kajian tentang peristiwa perubahan fonem akibat pertemuan morfem dengan morfem yang menghasilkan kata, dan kata dengan kata yang  menghasilkan frasa.
  5. Morfofonemik:
    1.  morfofonemik kata à  perubahan fonem akibat pertemuan morfem  yang mewujudkan kata. Contoh : me-N + KTPS
    2. morfofonemik frasa à  perubahan fonem akibat satu    kata yang diikuti kata lain yang mewujudkan frasa. Contoh :
      1. putito               = telur
      2. mohutodu                    =busuk
      3. putitaa mohutodu        =telur busuk

5.SINTAKSIS
  5.1 Definisi
Sintaksis termasuk dalam mikrolingistik, artinya membahas bahasa saja, tidak dikaitkan dengan ilmu lain. Sintaksis merupakan bagian dari linguistik yang menata seluk-beluk kalimat. Sintaksis membahas kata dalam hubunganya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai satu suatu ujaran.
Alat sintaksis = aturan kata dibuat kalimat
Contoh: kucing           - kucing besar makan tikus kecil
                        tikus
besar
kecil
makan
  5.2 Alat sintaksis
a.       Urutan kata             berterima/bermakna
Catatan: Bahasa Indonesia termasuk bahasa agluminatif arinya bahasa yang tidak mengenal kata kerja akibat tenses. Contoh: saya akan makan.
Agluminatif >< infleksi
Infleksi: bahasa yang mengalami perubahan kata kerja karena tenses.
b.      Bentuk kata
 Contoh: Dino mencim Rinso
Dino dicium Rinso
c.       Intonasi: Beda nada beda makna
Parole tidak sesuai langue kita. Contoh: makan. Makan! Makan?
d.      Kata tugas
Kata yang tidak memiliki makna kamus.bisa hidup jika ada pada struktur gramatikal.
Contoh: di, ke, dari, dari/daripada, yang untuk, kepada, dan, atau,                tidak berkembang.
5.3 Objek sintaksis/Satuan Sintaksis
Objek Sintaksis: Frasa , klausa, dan kalimat.

5.3.1 Frase
Frasa yaitu, gambaran dua kata atau lebih yang tidak memngun hubungan predikatif dan tidak melebihi batas funsi.
Contoh: rumah sakit                  kata majemuk terdiri dari satu kata dua morfem
            Surat kabar                  membentuk makna baru
            Kereta api                   

Rumah batu                             frasa= dua kata dua morfem atau lebih
Rumah batu baru                     tidak membangun hubungan predikatif
Matahari (s) terbit (p)              hubungan predikatif
Jika tidak ada predikat msih timbul tanda tanya,
Rumah Batu                tidak ada hubungan predikatif.
Tidak melebihi batas fungsi, berkedudukan sebagai S saja, P saja, O saja atau P saja.
Contoh: Rumah batu itu ambruk                    S
            Ali sedang mandi                                P
            Ayah menyembelih kambing putih     O
 Jenis Frase
Dari aspek/segi distribusi/penyebaran frasa.
1.      Endosentris=pusatnya didalam
Frasa yang distribusinya sama dengan salah satu unsur atau semua unsur yang membangun frasa itu.
Contoh:
Rumah mwah itu ambruk
Rumah ... itu ambruk
Ayah dan ibu pergi ke Surabaya
Ayah ... pergi ke surabaya
... .... ibu pergi ke Surabaya
2.      Ekosentris=tidak ada pusatnya
Contoh: saya lahir di Kediri
Saya lahir di ke ....
Saya lahir ... kediri
Surabaya
Sura
Baya
            Jenis frase
Preposional
Konjungtif
Aposisional
Contoh: Ogah, anak  pak lurah itu kawin.
5.3.2 Klausa
Klausa adalah dua kata/lebih yang membangun hubungan predikatif dan berpotensi menjadi kalimat jika diberi intonasi yang sempurna.
Klausa belum berupa kalimat . ditulis denganhuruf kecil tanpa tanda baca. Klausa hanya sistem yang masih diangan-angan, tidak nyata bewujud dan tidak bisa diujarkan, namun klausa perlu dipelajari untuk menghadapi kalimat majemuk/kalimat kompleks. Terdapat beberapa gagasan yang muncul.
Contoh: Adik dan kakak belajar
Adik belajar
Kakak belajar
Klausa itu intinya pada predikat (s) P (O) (Ket) (Pel)
Contoh: Diam!             Kalimat berklausa diam sebenarnya ada S. Hal ini terjadi pada bahasa lisan.
Jenis-Jenis Klausa
Dilihat dari sisi predikatnya:
·                                            Klausa verbal,  P = verba
Klausa yang predikatnya verba/kata kerja
·                                                           Klausa non verbal, klausa yang predikatnya tidak verba
P-nya   nomina             contoh: saya dosen
             Adjektiva                    dia tampan
             Numeralia                    tujuh ekor
Contoh :
Ali tidur = V intransitif, hanya butuh satu argumen(kata-kata yang mengikuti P)


5.3.3 Kalimat
       Kalimat adalah ujaran atau tuturan yang diapit oleh dua kesenyapan sedangkan intonasinya menunjukkan ujaran tersebut telah sempurna, selesai, dan dimengerti orang.
Senyap > Orang diam baru berujar karena ada proses decoding.
Klasifikasi Kalimat
1. Klasifikasi kalimat berdasarkan jumlah inti
   a. Kalimat yang terdiri dari 2 unsur inti, verba intransitif
   b. Kalimat yang terdiri dari 3 unsur inti
   c. Kalimat yang terdiri dari 4 unsur inti, bitransitif
2. Klasifikasi kalimat berdasarkan kintur atau penjedaan/kontur
       Kalimat minim yakni kalimat yang hanya terdapat satu kontur
3. Klasifikasi kalimat berdasarkan jumlah klausa
  a. Kalimat tunggal = 1 pola, 1 gagasan
  b. Kalimat majemuk
4. Klasifikasi kalimat berdasarkan unsur wajib kalimat pola kalimat
  a. S-P
  b. S-P-O
  c. S-P-Pelengap
  d. S-P-Keterangan
  e. S-P-O-Pelengkap
  f. S-P-O-Keterangan

6.  SEMANTIK
  • Semantik berkaitan dengan sosiologi dan antropologi.
  • Semakin beragam bahasanya berarti semakin tinggi bahasa itu, begitu pula sebaliknya. Misalnya, di Filipina itu hanya terdapat 4 bahasa untuk warna, yakni: biru, putih, raras, dan malatui.

1.      Makna Leksikal
Makna yang melekat pada leksem, makna yang ditunjuk, makna referensial.
Contoh: kursi
Makna leksikal dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.       Makna dasar = makna asli, makna sebenarnya, makna denotative
Contoh: meja, kursi
b.      Makna ideomatik = bukan makna asli, makna konotatif
Contoh: meja hijau, membanting tulang
2.      Makna gramatikal
Makna kata yang bisa muncul ketika kata tersebut berada dalam struktur kalimat, tidak memiliki makna kamus.
Contoh: di, ke, dan, dari

6.3 Hubungan Antar Kata
1.    Sinonomi = Memiliki kemiripan makna, identik = nuansa makna, baur
Contoh: mangkat
                gugur
                wafat
                mati
                tewas
                mampus
Bukti bahwa sinonimi adalah kemiripan makna,
                Benar = betul
Kebenaran = /  kebetulan
  1. Antonimi = Lawan kata, aposisi
a.       Antonimi mutlak
Contoh : Hidup ><  mati
b.      Antonimi bertingkat, gradual
Contoh : Kaya >< miskin
               Siang >< malam
  1. Hiponimi = Kata yang menjadi bawahan kata lain, ada superordinat,   ada ordinat.
Hipernim (superordinat)
           
           
     Hiponim (ordinat/sub ordinat)
    
Contoh: Buah
                    
                 Apel
                 Jeruk
                 Jambu
Makna umum dan makna khusus
Melihat = melirik, melotot
Jatuh = longsor, roboh, rebah

  1. Homonim = Kata-kata yang maknanya sama tetapi tidak bisa dilacak kesamaannya itu.
Homonim dibedakan menjadi 2, yaitu:
    1. Homofon
Bang, bank, bang
    1. Homograf
Teras, teras

  1. Polisemi = Maknanya sama dan bisa dilacak kesamaannya.
Contoh : Pukul = dihantam
            Pukul = waktu

  1. Meronimi = Kata yang membangun keutuhan makna lain.
Tubuh : Kepala, leher, tangan, kaki
Mobil : Roda, mesin, sasis, jok


DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Dawud. 1991. Linguistik Umum. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP Malang.
Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.